Nasionalisme Ganda
Edisi: 28 Mei / Tanggal : 2023-05-28 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :
SEORANG Mama Papua pernah berkata kepada saya bahwa bergantinya nama Irian menjadi Papua membuat ia merasa lebih dekat dengan derita masyarakat. Di suatu acara pelatihan moderasi beragama di Merauke, ia memimpin kami menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan sikap sungguh-sungguh. Setelahnya ia juga meminta kami bersama mengikutinya menyanyikan lagu “Hai Tanahku Papua”.
Ia terharu.
Lagu itu, katanya, diciptakan Dominee Kijne, misionaris yang bekerja di Papua pada 1923-1958. Mama Papua itu lalu membisikkan pesan Kijne yang sangat terkenal di Papua: “…bagi yang bekerja setia dan dengar-dengaran… akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain”.
Papua Road Map, laporan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 2009, menyebutkan bahwa persoalan mendasar Papua adalah soal identitas: bagaimana meletakkan relasi keindonesiaan dan kepapuaan. Kisah Mama Papua di atas memperagakan relasi yang kompleks itu lewat dua nyanyian yang ia pandu. Di situ tersirat suatu kemungkinan baru…
Keywords: Papua, Goenawan Mohamad, Nasionalisme, Marginalia, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Angst
2023-03-12angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.
Russkiy Mir
2023-03-26mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.