Panorama Dari Puncak Gunung Halau-halau
Edisi: 14 Jan / Tanggal : 2024-01-14 / Halaman : / Rubrik : PJL / Penulis :
PESAWAT yang saya dan suami tumpangi dari Jakarta mendarat di Bandar Udara Syamsudin Noor, Banjarbaru, pukul 09.30 Wita, 23 Desember 2023. Ini menjadi titik awal perjalanan kami untuk menjelajahi Gunung Halau-Halau yang menjulang di bumi Kalimantan Selatan.
Bersama Dayat, pemandu yang menjemput kami di bandara, kami langsung bertolak menuju Desa Kiyu, lokasi base camp pendakian Gunung Halau-Halau, dengan naik mobil. Perjalanan yang akan memakan waktu sekitar empat jam itu melewati beberapa kota, di antaranya Martapura dan Barabai.
Martapura mengingatkan pada pelajaran sekolah dasar di akhir 1980-an yang mengharuskan saya menghafalkan bahwa kota itu sebagai penghasil intan terbesar di Indonesia. Sedangkan Barabai adalah ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang namanya selama ini hanya tersirat di benak saya.
Menjelang sore, kami tiba di Kampung Batu Kambar, Desa Hinas Kiri. Mobil terpaksa berhenti di kampung tersebut karena jalan menuju Desa Kiyu kurang aman bagi kendaraan beroda empat. Kami melanjutkan perjalanan dengan ojek yang telah dimodifikasi layaknya sepeda motor trail lengkap dengan bagasi di kiri-kanan setangnya.
Sebetulnya, jalan dari Kampung Batu Kambar menuju Desa Kiyu sudah dibangun dengan bata paving. Tapi kondisinya saat itu rusak parah, berlubang di sana-sini dan tidak rata, sehingga berbahaya bagi mobil biasa yang bukan kendaraan off-road.
Jalur menyebrangi sungai menuju puncak Gunung Halau Halau, Kalimantan Selatan, 25 Desember 2023/Muhammad Hidayatullah
Setiba di Desa Kiyu, kami langsung menuju kediaman keluarga Rudinor, Ketua Kelompok Sadar Wisata Gunung Halau-Halau, yang menjadi base camp para pendaki. Sore itu, suasana base camp ramai dengan para pendaki yang baru turun dari puncak Halau-Halau ataupun baru tiba dari sejumlah daerah di Kalimantan Selatan.
Esoknya, kami tidak langsung menjelajahi Gunung Halau-Halau. Kami memilih beristirahat sehari lagi di Desa Kiyu. Desa yang dihuni sekitar 50 keluarga itu masuk Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Kami berkunjung ke rumah Maribut, tokoh masyarakat di Desa Kiyu, yang akrab disapa Julak atau Pakde jika di Jawa. Maribut mewanti-wanti kami tidak mengambil apa pun tanpa izin warga dan tetua adat selama berada di wilayah Gunung Halau-Halau. Salah satunya tanaman bunga anggrek hutan yang tumbuh subur di pepohonan sepanjang jalur pendakian Halau-Halau.
Suatu hari, ada pendaki yang melanggar larangan…
Keywords: Perjalanan, Kalimantan Selatan, Gunung Halau-Halau, Pegunungan Meratus, 
Artikel Majalah Text Lainnya
12 TAHUN, SETELAH KONFRONTASI
1975-12-20Proyek perkebunan dan pemukiman dari sabah land development board (sldb) banyak menyerap buruh tamu dari…
MENENGOK ORANG HUTAN MODERN
1976-06-12Laporan wartawan tempo atas peninjauan ke kal-tim dalam kegiatan kayan river timber products. pemilik hak…
MAKAM HAWA BERLUMUT & JEDDAH YANG... ; MAKAM HAWA BERLUMUT & JEDDAH YANG...
1976-10-30Makam siti hawa, istri nabi adam yang terdapat di kota jeddah, berlumut. kota jeddah sudah…