Abdul Hadi: Kembali Ke Akar, Kembali Ke Sumber

Edisi: 21 Jan / Tanggal : 2024-01-21 / Halaman : / Rubrik : OBI / Penulis :


PENYAIR, pemikir, sastrawan, dan budayawan Abdul Hadi W.M. berpulang. Diiringi hujan rintik-rintik dan disaksikan sejumlah kerabat, sahabat, dosen, dan mahasiswa, perlahan-lahan jasad Abdul Hadi yang semasa hidupnya begitu sederhana dan rendah hati itu kembali ke alam keabadian, Jumat, 19 Januari 2024. Di sebuah kompleks permakaman di Jati Asih, Bojong Kulur, Bogor, Jawa Barat, ia menempati peristirahatannya yang terakhir. 
Kita kehilangan pemikir yang begitu mumpuni mengungkapkan kekayaan terpendam khazanah kesusastraan klasik Nusantara. Meski begitu, Abdul Hadi telah meninggalkan warisan pemikirannya yang terhimpun dalam begitu banyak buku kajian, antologi puisi, esai tentang tokoh-tokoh muslim dunia, dan artikel lepas yang berserak di majalah Horison, Dewan Sastera (Malaysia), surat-surat kabar nasional, dan beberapa karya terjemahan.
Lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, 24 Juni 1946, pria bernama lengkap Abdul Hadi Wiji Muthari ini adalah pemikir yang konsisten membersihkan kesalahpahaman masyarakat terhadap citra, peran, dan sumbangan tasawuf bagi kesusastraan dan kebudayaan Indonesia. Ia sendiri mengakui, “Beberapa tahun lamanya saya menyangka bahwa Hamzah Fansuri adalah seorang sufi yang mengabaikan peribadatan formal atau syariah dalam menjalani kehidupan religiusnya.” 
Pada mulanya Abdul Hadi memandang penulis “Syair Perahu” itu dalam kaitannya dengan dunia tasawuf. Boleh jadi pandangan tersebut seperti mewakili anggapan masyarakat terhadap kehidupan kaum sufi yang asketik, menjauhi segala yang berurusan dengan perkara duniawi, lebih mementingkan urusan akhirat, dan cenderung menjauhkan diri dari kehidupan sosial. 
Setelah mempelajari syair-syair Hamzah Fansuri, menyelami pemikiran

Keywords: ObituariPenyairSastrawanAbdul Hadi W.M.TasawufHamzah Fansuri
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…