Etika
Edisi: 4 Febr / Tanggal : 2024-02-04 / Halaman : / Rubrik : MA / Penulis :
POLITIK punya ruang luas untuk siapa pun berbuat nista. Mereka yang menghendaki sikap ethis dalam politik harus bersedia dicemooh.
Di tahun 1945, tak lama setelah kebuasan Hitler dan pembunuhan massal di Hiroshima oleh bom atom Amerika, Hans Morgenthau, pakar ilmu politik termasyhur itu, menyimpulkan, “Tak ada menara gading cukup tinggi dan jauh untuk melindungi kita dari cela (guilt): baik pelaku maupun mereka yang hanya berdiri melihat, si penindas maupun yang ditindas, sang pembunuh dan korbannya, berkelindan sangat rapat. Etika politik memang etika perbuatan keji.” Political ethics is indeed the ethics of doing evil.
Itulah realitas hidup di dunia, kata Morgenthau—digerakkan nafsu berkuasa, animus dominandi, atas alam dan sesama. Morgenthau, yang umumnya menganalisis hubungan antarbangsa, menggarisbawahi realisme politik ala Machiavelli. Meskipun ia tak menganggap gambaran suram dan seram itu segala-galanya, dari “realisme” seperti itu kita dibawa ke arah sikap yang menghalalkan penindasan dan pembantaian. Dari penaklukan buas oleh Cortez dan para conquistador di Meksiko di abad ke-16 sampai kebrutalan Israel di Palestina di…
Keywords: Gaza, Pelanggaran Etika, Benjamin Netanyahu, Nelson Mandela, Adolf Hitler, Krisis Politik, Filsafat, Orde Baru , Bom Hiroshima, Prabowo, Etika, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Angst
2023-03-12angst, bagi para pemikir eksistensialis, adalah anak kandung absurditas hidup. bagaimana memaknainya?
Bukan Hiduplah Jika Tak Terus Bergerak
2023-03-19barat atau timur tak ada sebagai esensi. keduanya ada sebagai "fakta linguistik”.
Russkiy Mir
2023-03-26mereka menyebutnya rasisme berkedok ketuhanan. russkiy mir memunculkan totalitarianisme masa lalu.