Alih Fungsi Lahan Ikn: Gimik Klaim Kota Hutan

Edisi: 10 Mar / Tanggal : 2024-03-10 / Halaman : / Rubrik : LIN / Penulis :


SABAN hari ratusan truk tronton berseliweran di depan rumah Yati Dahlia di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Masing-masing membawa beban material tak kurang dari 30 ton untuk memasok kebutuhan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Pemandangan seperti ini jamak terlihat di Desa Bumi Harapan, yang masuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Nusantara. Apalagi, setahun belakangan, pembangunan kian gencar untuk mengejar target perhelatan upacara peringatan kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada 17 Agustus di ibu kota baru itu.
Setiap kali melintas, truk-truk tersebut meninggalkan jejak berupa gumpalan debu yang menguar ke udara. Kepulan debunya makin masif dan berdampak pada kesehatan Dahlia dan keluarganya. Anaknya yang masih berusia di bawah lima tahun sering batuk dan sesak napas. Perempuan 31 tahun itu lantas memutuskan pindah sementara. “Kami harus mengungsi ke rumah orang tua sejak akhir tahun lalu,” katanya kepada Tempo, Kamis, 7 Maret 2024.
Selain soal kesehatan, alasan kepindahannya adalah masalah ekonomi. Dahlia kehilangan mata pencariannya, kebun pisang seluas 720 meter persegi. Pemerintah membeli lahannya itu Rp 387 ribu per meter persegi. Kebun karet dan sawit milik warga lain juga dibeli. Proses itu disertai sterilisasi aktivitas masyarakat di zona inti.
Setelah lahan-lahan itu dibebaskan, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) lantas meratakannya dengan tanah. Dahlia menduga pembabatan itu yang menjadi biang makin panasnya udara di kampungnya karena hilangnya tutupan pohon. “Ketika musim hujan datang, banjir merendam wilayah kami.”

Pekerja menggunakan sepeda motor melintas di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 12 Februari 2024/Antara /Rivan Awal Lingga
Banjir menjadi salah satu ancaman laten ibu kota baru ini. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, pada 2017-2019, banjir di wilayah ini paling sering terjadi di Kecamatan Sepaku. Pada 2017, dari 31 kasus banjir, 14 kali terjadi di Sepaku. Tahun berikutnya tercatat ada 21 kasus banjir, 9 kali terjadi di Sepaku.
Pada 2023, misalnya, setidaknya ada dua kasus banjir di Sepaku. Pada 17 Maret 2023, banjir merendam persawahan dan permukiman penduduk akibat sungai yang…

Keywords: NASADeforestasiIKNIbu Kota NusantaraProgres Pembangunan IKNAlih Fungsi Lahan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…