Dagang Sapi Politik Indonesia
Edisi: 24 Mar / Tanggal : 2024-03-24 / Halaman : / Rubrik : OPI / Penulis :
TIAP lima tahun, politik dagang sapi berulang terjadi di Indonesia. Praktik tawar-menawar kursi kabinet itu terjadi antara partai politik dan calon presiden yang dinyatakan menang oleh Komisi Pemilihan Umum. Partai meminta jatah berdasarkan tetes keringat yang mereka jatuhkan untuk memenangkan si kandidat. Partai nonkoalisi ditawari jabatan agar “jinak” di badan legislatif kelak.
KPU menyatakan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang dalam pemilihan presiden 2024 dengan suara mayoritas 58,6 persen. Prabowo kemudian sibuk menjadi blantik—istilah Jawa untuk menyebut makelar perdagangan ternak. Presiden Joko Widodo, yang diakui Prabowo berjasa meroketkan perolehan suaranya, menitipkan lima nama calon menteri. Partai Golkar, peraih kursi Dewan Perwakilan Rakyat paling banyak nomor dua, meminta lima kursi. Partai Demokrat, yang bergabung belakangan, malah menambah permintaan kursi menteri karena merasa paling berjasa memenangkan Prabowo.
Di negara yang mengusung sistem presidensial, presiden punya kekuasaan mutlak menentukan kabinet. Dalam praktik, prinsip itu tak terlaksana.…
Keywords: Prabowo Subianto, Jokowi, PDIP, Free Access, Demokrasi Indonesia, Konsosiasionalisme, Kabinet Zaken, Politik Dagang Sapi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.