
Cerita Kekerasan di Kampus IPDN
Kekerasan memang kerap sekali terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia. Meski sudah ada larangan terhadap kegiatan ospek yang mengandung unsur kekerasan fisik, tetapi ada juga beberapa sivitas akademika yang masih mempertahankan budaya tersebut. Bahkan hal ini menjadi semacam agenda rutin tahunan. Setiap tahun ajaran baru misalnya, budaya kekerasan sudah diperkenalkan kepada calon mahasiswa baru dalam bentuk kegiayan ospek.
Di beberapa kampus bahkan menerapkan sistem kasta atau yang kita kenal dengan istilah senioritas. Para senior ini seperti memiliki hak prerogatif untuk memberi hukuman fisik jika ada juniornya yang melanggar atau melawan. Terkait hal ini, salah satu kampus yang sering menjadi sorotan adalah Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Sekolah pemerintahan yang dulunya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) ini memang terkenal dengan budaya senioritas yang kental dengan unsur pendidikan militer. Wahyu Hidayat, seorang mahasiswa IPDN yang tewas pada 2003 lalu merupakan salah satu korban dari budaya kekerasan yang turun-temurun ini.
Tempo beberapa kali mengulas praktek senioritas dan budaya kekerasan di IPDN. Semuanya terangkum dalam Serial Tempo kali ini
Keywords :
Kasus IPDN , ,
Keywords :
Kasus IPDN , ,
- Views : 4.725
- Uploaded on : 20-08-2014
- Edisi : 2019-01-22
- Editor : Driyan/PDAT
- Bahasa : Indonesia
- Penulis : Tempo
- Jumlah Halaman :37
Cerita Kekerasan di Kampus IPDN
Rp. 130.000
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo