Menjawab Korup dengan Golput

Edisi: 47/33 / Tanggal : 2005-01-23 / Halaman : 64 / Rubrik : DMS / Penulis : Asgart, Sofian M. , ,


ANGGUR lama botol baru. Ungkapan ini barangkali tepat untuk menggambarkan situasi politik yang stagnan dan tak mengalami perkembangan baru ke arah kemajuan demokrasi. Bila dilihat sepintas, tampak bahwa partai pemenang Pemilu 1999 masih menempati papan atas dalam perolehan suara Pemilu 2004. Namun, jika disimak lebih teliti, lima besar pemilu 1999 itu jelas mengalami penurunan alias gagal memelihara kepercayaan rakyat. Indikasi kegagalan itu antara lain dapat disimak dalam perbandingan perolehan suara pada Pemilu 1999 dan 2004 (Tabel 1)

PDIP sebagai partai berkuasa semula memperoleh 35.689.073 suara (33,74 persen), lalu anjlok ke peringkat kedua dengan perolehan suara 21.026.629 (18,53 persen). Meskipun perolehan suara Golkar mengalami sedikit kenaikan dan menjadi nomor satu pada Pemilu 2004, Golkar juga sama-sama mengalami penurunan persentase suara dari 22,44 persen (1999) menjadi 21,58 persen (2004). PKB dan PPP mengalami nasib serupa. Sementara PAN lebih tragis lagi: terpental dari urutan lima besar disodok dua pendatang baru Partai Demokrat dan PKS.

Di atas semua ini, golongan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ibarat Menunggu Godot
2005-07-24

Pemilihan langsung kepala daerah (pilkada) ditunggu banyak orang dengan antusiasme tinggi. ada harapan bahwa pilkada…

D
Dua Wajah dalam Pilkada
2005-07-24

Pemilihan kepala daerah diharapkan dapat memperbaiki representasi politik rakyat. faktanya, pemilihan itu tak mencerminkan keinginan…

P
Pilkada: Kegagalan 'Crafting Democracy'
2005-07-24

Sejak 1999 dan menjelang sidang tahunan mpr 2000, cetro (centre for electoral reform), yang didukung…