Bila Kartini Dan Pattimura Dipisah
Edisi: 25/35 / Tanggal : 2006-08-20 / Halaman : 106 / Rubrik : NAS / Penulis : Rulianto, Agung , Akbar, Faidil,
ORNAMEN berwarna-warni menghiasi dinding sebuah kelas di SMA Negeri I Pandeglang, Banten. Di atas meja guru ada seikat bunga plastik yang cantik. Meja dan kursi tertata dalam barisan yang lurus dan rapi. Gambar-gambar pahlawan seperti RA Kartini dan Tjut Njak Dhien tergantung di tembok. Sepintas, tak ada yang aneh kecuali gambar-gambar itu semua pahlawan wanita.
Ternyata, bukan hanya pahlawannya yang wanita, kelas itu juga hanya diisi pelajar perempuan. Ke mana pelajar laki-laki? Mereka ada di kelas lain yang seluruhnya pelajar laki-laki. Berbeda dengan di kelas perempuan, tak ada bunga penghias di sana. Dinding juga dibiarkan polos. Kalau ada hiasan, hanya gambar pahlawan, itu pun semuanya pahlawan pria semacam Imam Bonjol dan Kapitan Pattimura.
Papan penyekat bahkan dipasang di teras yang menghubungkan kelas laki-laki dan perempuan. "Siswa lelaki juga dilarang mengintip kelas perempuan dari jendela," kata Suwondo, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pandeglang. Pemisahan kelas itu sudah dimulai sejak dua pekan silam.
Pemandangan serupa bisa dilihat di seluruh sekolah menengah baik negeri maupun swasta di Pandeglang. Semua ini berawal dari terbitnya surat keputusan Bupati Pandeglang, Dimyati Natakusuma, 27 Juli lalu. Isinya mewajibkan semua sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) memisahkan kelas siswa laki-laki dan perempuan. Dalam surat keputusan tiga lembar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?