Komik, Playstation, dan Medali Olimpiade

Edisi: 39/35 / Tanggal : 2006-11-26 / Halaman : 90 / Rubrik : PDK / Penulis : Sunariah, ,


DI Ancol, mereka tak banyak berbeda dengan anak-anak seusianya. Sepanjang hari pada Kamis pekan lalu, 118 anak pelbagai bangsa itu berlarian kian-kemari berebut untuk menaiki berbagai wahana di Dunia Fantasi. Semua tampak gembira. Meskipun bahasa mereka berbeda, anak-anak seusia sekolah dasar ini punya satu kesamaan yang tidak dimiliki semua orang: otak mereka encer.

Kepandaian inilah yang mengantar mereka ke ajang Olimpiade Matematika dan Sains Internasional tingkat sekolah dasar ketiga, yang diadakan pada 13-17 November lalu di Jakarta. Setelah mereka dua hari diuji, panitia dari Departemen Pendidikan Nasional memberikan kesempatan pada anak-anak dari 12 negara--Nigeria, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Cina, Taiwan, Hong Kong, India, Sri Lanka, dan Indonesia--untuk bersantai di tepi laut Jakarta.

Di sana mereka melupakan sejenak persaingan. Di antara seratusan anak itu, ada 29 wakil Indonesia. Merekalah harapan negeri ini pada masa mendatang. Yang menggembirakan, anak-anak berotak pandai ini tak melulu datang dari sekolah elite di kota-kota besar. Dari sebuah kota kecil di pelosok Jawa, muncul bocah pintar anak tukang bengkel sepeda yang tak pernah mengenal les atau kursus. Kepandaian agaknya tak mengenal kelas sosial. Inilah beberapa wakil Indonesia.

Mukhtar Amin, 11 tahun
Bertubuh kurus, Mukhtar tak lelah berlarian di Ancol. Ransel berat berpita merah putih tak menghalanginya menikmati tempat wisata yang jarang dilihatnya itu. Mukhtar memang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…