Becak Masih Bisa Diatur
Edisi: 25/30 / Tanggal : 2001-08-26 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Wiyana, Dwi , ,
MAMAT, tukang becak di Jalan Kramat V, Jakarta Pusat, bangkit dari duduknya begitu melihat seorang lelaki menuju becaknya. Ini rezeki. Tanpa banyak bicara, ayah enam anak itu mengayuh pedal becaknya kuat-kuat menuju daerah permukiman, mengantar lelaki tadi. Tak sampai 5 menit, ia sudah kembali ke pangkalan becaknya. Rupanya, jarak yang ditempuh hanya 200-an meter. "Cuma sampai tikungan situ. Dia ngasih seribu," ujar Mamat.
Malam itu, Mamat seorang diri. Teman-teman sedesanya sesama penarik becak, seperti Warno, Darki, dan Sarmo, sudah pulang duluan. Sembari menunggu penumpang, warga Desa Wanarata, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, itu bercerita tentang penertiban becak yang dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. "Jadi orang miskin memang susah," katanya lirih.
Mengenakan celana pendek krem dan kaus biru yang telah memudar, ia mengaku belum ada sebulan menarik…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?