Mempertanyakan Biografi Si Raja Minyak

Edisi: 21/30 / Tanggal : 2001-07-29 / Halaman : 75 / Rubrik : IQR / Penulis : Suyono, Seno Joko , Hariyanto, Ignatius , Arjanto, Dwi


Diberi judul Ibnu Sutowo Mengemban Misi Revolusi, biografi Ibnu Sutowo sudah pernah diluncurkan beberapa tahun silam. Setelah 22 tahun, buku biografi berikutnya meluncur tanpa perubahan yang signifikan, kecuali Mara Karma, penulis buku ini, membingkai biografi ini dengan empati dan simpati terhadap si empunya kisah tanpa menyinggung skandal korupsi Pertamina, yang fenomenal. Padahal, selama dua dasawarsa terakhir, banyak fakta tentang korupsi yang melibatkan nama Ibnu telah digelar secara terbuka. Kebobrokan Pertamina—kisah lama sejak zaman Ibnu—itu pula yang dicoba dipangkas oleh sebuah rancangan undang-undang minyak dan gas, yang masih dibahas di DPR hingga pekan ini.

Berikut adalah berbagai klarifikasi dari beberapa tokoh yang disebut dalam buku biografi ini.

"…Saya dipecat oleh Soeharto tahun 1976 ketika saya sedang berada di puncak sukses. Dia menyalahkan saya karena saya menolak proposalnya untuk sebuah bisnis yang saya pikir salah...."

DEMIKIAN pengakuan Ibnu Sutowo dalam wawancaranya yang terakhir pada 1999—setelah ia lama menghilang dari publikasi. Interviunya dengan harian The Jakarta Post itu dikutip selengkapnya dalam buku Ibnu Sutowo: Mengemban Misi Revolusi, yang diluncurkan beberapa waktu lalu. Buku tersebut—biografi yang ditulis oleh Mara Karma—se-betulnya "wajah lama dalam kemasan baru". Sebab, pada 1979, Mara pernah menulis buku Ibnu Sutowo, Pelopor Sistem Bagi Hasil di Bidang Perminyakan, yang mengulas dengan simpatik kiprah Ibnu Sutowo di jagat perminyakan kita.

Simpatik? Peran Ibnu dalam skandal korupsi Pertamina—setidaknya itu skandal korupsi pertama Pertamina yang fenomenal—tidak muncul dalam buku per-tama itu. Hal yang sama terjadi lagi pada buku kedua ini. Dilengkapi bab-bab khusus yang membeberkan pandangan Ibnu Sutowo terhadap krisis Pertamina, biografi ini ditulis dengan empati dan simpati. Dan entahlah, ini mungkin sesuatu yang langka dalam dunia perbukuan kita: menulis ulang biografi seorang tokoh yang terlibat skandal tanpa menambahkan sedikit pun sekian banyak fakta tentang skandal tersebut.

Padahal, dalam dua dasawarsa terakhir, fakta-fakta tersebut digelar secara jauh lebih terbuka dibanding pada era 1979 tatkala Mara menulis buku pertama tentang Ibnu. Mara bukan satu-satunya penulis yang mengerjakan biografi ini. Sebelum akhir hayatnya, Ibnu Sutowo pernah meminta Ramadhan K.H. menulis riwayat hidupnya. Pada 1996, Ponco Sutowo, anak Ibnu, mengontak Ramadhan lewat faksimile. Ramadhan bersedia dan ia memang tidak asing dengan dunia orang-orang minyak. Ladang Perminus—novel yang membedah kehidupan dunia minyak Indonesia yang penuh korupsi, suap-menyuap—adalah salah satu karya Ramadhan.

Menurut Ramadhan, 90 persen kisah novel itu diangkat dari cerita nyata. Bahannya diperoleh dari almarhum Ibrahim Martalogawa, staf Pertamina yang menjadi saksi kasus korupsi ipar Ibnu, H. Taher, di pengadilan Singapura. Martalogawa memang sudah muak dengan kehidupan pejabat Pertamina di Singapura dan Jakarta yang kaya mendadak dan bermandikan uang. "Itu pengalaman ajaib buat saya. Saya menyaksikan betapa banyak relasinya menyodorkan dan menyisipkan amplop di sakunya," tutur Ramadhan, mengenang pengalamannya bersama Martalogawa—termasuk saat keduanya berkunjung ke Singapura.

Memang satu hal yang menarik bahwa sosok yang kritis terhadap Pertamina seperti Ramadhan diminta menulis biografi Ibnu Sutowo. Ramadhan ingin buku itu ditulis dalam bentuk bertutur alias autobiografi. Untuk itu, ia mewawancarai Ibnu Sutowo hingga ke Jenewa. Bersama Ponco, Ramadhan terbang dengan pesawat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…