Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan

Edisi: 11/35 / Tanggal : 2006-05-14 / Halaman : 59 / Rubrik : IQR / Penulis : Suriaji, Yos Rizal , Suditomo, Kurie , Fadjar, Evieta


PRAMOEDYA ANANTA TOER pergi di usia 81 tahun. Kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos. Sebagian karyanya diselesaikan di lingkungan penjara Pulau Buru. Perjalanannya panjang, berawal dari penghuni sel dengan baju tahanan 007, berakhir sebagai calon pemenang Hadiah Nobel Kesusastraan.

Pram bagian dari sebuah gelombang besar: 13 ribu tahanan yang berangkat ke Pulau Buru sejak 1969, dan pulang pada 1979. Pulau Buru pulau terbesar ketiga di Maluku, dengan kamp konsentrasi meliputi sepertiga pulau. Tefaat Buru, singkatan dari Tempat Pemanfaatan Buru, nama kamp raksasa itu disebut pertama kali.

Majalah ini berusaha merekam sejumlah kesaksian rekan-rekan Pram di Pulau Buru: bagaimana Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca dihasilkan dalam suasana serba terbatas itu? Bagaimana ia mempertahankan semangat hidupnya? Bagaimana Pram yang tegar itu menyimpan sejumlah kelemahan: sok tahu, cepat mengetahui kesalahannya tapi tak cepat minta maaf, dan seterusnya.

MEREKA berbicara tentang seseorang, juga tentang sebuah masa yang jauh. Oey Hay Djoen datang ke Tempo, Rabu lalu, dengan ditopang sepotong tongkat. Usianya 77 tahun. Tapi suaranya masih lantang. Ingatannya pada masa lalu masih jernih. Oey adalah aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat dan anggota MPR/DPR GR dari Partai Komunis Indonesia. Ia dikarantina sejak 1969 sampai 1979. Ia menempati Unit 3 Wanayasa. Oey adalah tahanan politik (tapol) berbaju nomor 001.

Wartawan Amarzan Loebis dibuang ke pulau dengan ladang-ladang sagu dan bukit-bukit kayu putih itu pada 1971. Ia menempati Unit 16 dan bernomor 056. Amarzan dipercaya sebagai administratur unit dan dikenal sebagai "Bapak Protokol" lantaran selalu diminta menjadi pembawa acara.

Mulyono SH ditempatkan di Markas Komando (Mako) dan dipercaya mengurusi koperasi. Sedangkan Marsudi Sumanto adalah seorang dokter yang tinggal satu barak dengan Mulyono dan bernomor baju 594.

Empat sekawan itu mempercakapkan kisah haru-biru semasa menghuni kamp perbudakan--begitu sebutan Oey pada Pulau Buru. Juga kisah karib mereka dengan seorang pujangga--begitu Amarzan menyebut--yang baru saja wafat, 30 April lalu. Seorang pengarang yang telah menerbitkan 50-an buku yang telah diterjemahkan ke dalam 41 bahasa. Seorang penulis yang dalam beberapa tahun terakhir dicalonkan sebagai penerima Nobel Sastra. Sang sastrawan itu anggota rombongan pertama tapol yang beranggotakan 500 orang yang dibagi dalam 10 barak. Ia berseberangan tempat tidur dengan Oey di Unit 3 dan bernomor baju 007: Pramoedya Ananta Toer.

Pram bergabung dengan Lekra, sebuah organisasi kebudayaan yang punya hubungan erat dengan PKI, pada 1959. Pram kemudian mengasuh ruangan kebudayaan Lentera di harian Bintang Timur, Jakarta, yang berhadap-hadapan dengan para penanda tangan Manifes Kebudayaan. Ketika ditahan, rumahnya dirampas, perpustakaannya dijarah dan dibakar, delapan bukunya yang sedang ia tulis dibakar. Gempa politik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…