Agar Dapur Tetap Ngebul
Edisi: 40/35 / Tanggal : 2006-12-03 / Halaman : 80 / Rubrik : PDK / Penulis : Prabandari, Purwani D., Sunariah, Rosyid, Imron
RITME hidup Haryanto bak angkutan umum yang selalu ngebut mengejar setoran. Mengajar sejak pagi, ia pulang ke rumah di saat matahari sudah di atas ubun-ubun, sekadar untuk makan dan membasuh muka. Tak tersisa waktu untuk menghabiskan segelas teh yang disediakan istrinya di beranda. Bersalin dengan baju koko dan kopiah hitam, sepeda motornya pun melaju kembali menuju Madrasah Diniyah Awaliyah Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sehabis memberi pelajaran, tidak ada waktu untuk berleha-leha. Dua aktivitas masih menanti hingga larut malam: memberi kursus privat membaca Al-Quran kepada tiga siswa dan berceramah di masjid. Istirahat semalaman, esok pagi rutinitas akan berulang, sampai-sampai Haryanto memberi perumpamaan yang cocok dengan gaya hidupnya yang seperti angkot itu, "Rumah saya ini ibarat stasiun, sekadar untuk singgah dan pergi lagi."
Tentu saja, lelaki 48 tahun yang tinggal di Dusun Mertan, Desa Wirun, Bekonang, itu tidak ingin memacu fisiknya sekeras itu. Apa daya, sebagai guru honorer, ia hanya bisa membawa pulang Rp 500 ribu dari SD Diponegoro, tempatnya mengajar. Lintang-pukang ia menutup kebutuhan untuk biaya sekolah dua anaknya di perguruan tinggi dan SMP.
Ada sedikit bantuan dari istrinya. Betul-betul sedikit. Dengan status serupa, sebagai guru honorer, Siti Zulaekah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…