Bersama Harry Potter, Terbang Ke Dunia Hogwarts

Edisi: 19/32 / Tanggal : 2003-07-13 / Halaman : 61 / Rubrik : IQR / Penulis : Chudori, Leila S., ,


HARRY POTTER AND THE ORDER OF THE PHOENIX
penulis : J.K. Rowling
Penerbit : Bloomsbury
Tebal : 766 halaman

***

Inilah helai pertama buku yang menggemparkan itu:

Di sebuah hari di musim panas yang sungguh gerah itu, yang hanya terisi oleh kesunyian dan rasa malas yang menyelimuti semua rumah segi empat di jalan Privet. Mobil-mobil yang lazimnya duduk di halaman parkir dengan tenang sembari memamerkan kilat-kilat di lapangan rumput yang semula berwarna hijau muda dan kini mulai kekuningan—karena panas yang membakar. Dengan absennya acara cuci-mencuci mobil dan pemotongan rumput, warga Privet Drive telah memutuskan untuk berlindung di dalam rumahnya yang sejuk sembari menguak jendela selebar mungkin dengan harapan agar udara dingin—yang tak kunjung datang itu—mampir sesekali. Satu-satunya orang yang ada di luar, pada hari yang gerah ini, adalah seorang lelaki remaja tanggung yang tengah celentang di antara rerumputan bunga halaman rumah nomor empat….

INILAH gaya J.K. Rowling membuka kisah Harry Potter and the Order of the Phoenix. Dengan sebuah musim panas; di Privet Drive yang merupakan neraka bagi Harry—karena perlakuan keluarga Dursley yang sewenang-wenang kepadanya—dan akan terjadi insiden-insiden di mana Harry berupaya melarikan diri dari rumah itu untuk menghabiskan sisa libur musim panasnya di rumah keluarga Weasley di Burrow, di kawasan para penyihir—sebuah kawasan yang tak tampak bagi para muggles (manusia biasa tanpa kekuatan sihir).

Tapi, hei, kali ini Rowling juga sudah mulai menyeruak dan meninggalkan pola-pola lamanya. Kali ini dia memulai tulisannya dengan bahasa yang lebih literer, lebih kompleks, dengan kosakata yang kaya dan subtil, dan memang agak berpanjang-panjang. Ingat, Harry Potter sudah memasuki tahun kelima di Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Usianya sudah memasuki 15 tahun. Dia sudah memiliki jakun dan dia sudah mulai berkencan dengan wanita yang sudah lama diimpikannya, Cho Chang.

Meski pada buku keempat (The Goblet of Fire), Rowling sudah menunjukkan deviasi dari ”pola” Harry Potter—ia memulai cerita dengan sebuah rumah misterius dan dialog antara Lord Voldemort dan Wormtail—buku kelima secara definitif seolah mengucapkan selamat tinggal kepada semua pola lama yang telah digunakan pada seri kesatu hingga keempat.

Pertama, buku setebal 766 halaman ini tidak lagi memulai bab awal dengan upaya Harry melarikan diri dari rumah keluarga Dursley, tapi ia malah ”diisolilasi” oleh seluruh warga penyihir. Di suatu malam yang gerah, dua dementor menyerang Dudley dan Harry terpaksa menggunakan kekuatan sihirnya untuk menolong Dudley. Perbuatan ini kemudian mengantar Harry pada pengadilan Ministry of Magic karena dia telah melanggar peraturan yang melarang para penyihir menggunakan kekuatan sihirnya di kawasan muggles.

Selanjutnya, berbagai keanehan secara beruntun terjadi: Harry mendadak dijemput sekumpulan penyihir perkasa—dia mengenal di antaranya adalah Mad-Eye Moody—yang bergegas menjemput Harry sembari melindunginya sepanjang ”penerbangan” yang tentu saja diselenggarakan dengan sapu terbang. Perjalanan serba rahasia dan tertutup, karena satu hal yang tak boleh diketahui Harry: dia tengah dalam keadaan bahaya. Voldemort sudah berjarak begitu dekat dengan Harry. Dan The Order of the Phoenix itu adalah para pelindung segenap penyihir yang ingin melawan Voldemort. Mereka adalah sekumpulan anggota organisasi bawah tanah di bawah pimpinan Dumbledore yang ”bergerilya” melawan kekuasaan Voldemort sekaligus menentang Ministry of Magic yang semakin represif.

Harry kemudian dibawa ke sebuah rumah tua di kawasan Grimauld, milik Sirius Black, penyihir yang hingga saat ini masih dalam keadaan buron. Di sana, baik pembaca maupun Harry perlahan-lahan mulai memahami misteri yang dibangun secara rinci dan lambat pada awal buku: dunia sihir telah terbagi dua, yakni mereka yang menjadi pengikut Voldemort dan mereka yang berani melawan Voldemort. Lebih kacau lagi, di dalam dunia sihir putih ada friksi antara Ministry of Magic, kementerian yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan undang-undang dan peraturan agar sihir tak digunakan untuk kekuasaan, dan sekolah sihir Hogwarts yang dipimpin oleh Profesor Dumbledore. Syahdan, Dumbledore dengan kesaktiannya yang mandraguna itu melihat berbagai pertanda logis bahwa Voldemort tengah mengumpulkan kekuatan untuk kembali menggempur dan menguasai dunia (sihir); sedangkan Cornelius Fudge, menteri yang sudah lama memegang posisi ini, entah bagaimana, mulai merasa terancam akan kepopuleran dan cemerlangnya Dumbledore, hingga sibuk mengembuskan kampanye bahwa Voldemort tak mungkin datang kembali.

Maka, pada titik ini, pembaca mulai menyadari: Harry Potter sudah memasuki kawasan orang dewasa. Dia sudah menghadapi dunia politik (friksi politis antara kepala sekolahnya dan Menteri Fudge) yang kemudian berpengaruh berat terhadap gerak-geriknya di sekolah. Usia pubertas juga membuat dia sangat temperamental kepada orang-orang yang disayanginya (pertama kalinya Rowling menggambarkan adegan Harry membentak Ron dan Hermione). Dia juga mulai memiliki ketergantungan emosional terhadap Sirius Black, bapak permandian dan sahabat orang tuanya. Black kemudian menjadi figur ayah bagi Harry—selain Dumbledore—yang perannya semakin penting dalam kehidupan Harry, terutama…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…