Bom Di Jakarta, Darurat Di Aceh
Edisi: 20/31 / Tanggal : 2002-07-21 / Halaman : 34 / Rubrik : NAS / Penulis : Budiyarso, Edy , Kuswardono, Arif A. , Soedjiartono, Bambang
JUMAT malam dua pekan lalu menjadi hari nahas buat Syahrul Ariadi, 36 tahun. Belum sempurna kakinya menjejak tanah ketika turun dari sedan tua miliknya, lelaki asal Binjai itu dibetot empat reserse Kepolisian Daerah Metro Jaya, yang sudah lama mengintainya. Lelaki bertubuh kecil itu pun tak berkutik. Selebihnya tinggal jeritan istrinya, Nyonya Dewi, yang merajuk minta suaminya dibebaskan.
Dengan mata nanar, Syahrul, yang belum terlepas dari rasa kaget, hanya dapat menyaksikan rumah kontrakannya, yang baru setahun ditempati, di Kompleks Maharta, Ciledug, Banten, digeledah polisi. Lelaki yang memiliki kartu wartawan Tabloid Nuansa Medan itu bertambah lemas ketika polisi menemukan sebuah pistol revolver lengkap dengan 12 pelor terselip di dalam daun pintu kamarnya.
Polisi menuduh Syahrul terlibat dalam peledakan bom di Mal Cijantung, pusat perbelanjaan milik Koperasi Baret Merah alias milik satuan tempur elite Kopassus, di Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Hanya dalam beberapa hari kemudian, polisi sukses menangkap sebuah kelompok teroris yang paling berbahaya.
Penangkapan ayah beranak dua itu menjadi pembuka jalan buat penggerebekan selanjutnya. Esok harinya setelah Syahrul ditangkap, dua tim dari Unit Kejahatan Keras dan Resimen Mobil Polda Metro Jaya langsung bergerak ke arah Bogor.
Di kawasan Gunung Putri, polisi mencari rumah di Jalan Raya Gunung Putri Nomor 272. Di rumah itulah polisi berhasil menyergap tiga orang: Nazar, Muh. Hasan, dan Mudawali. Selain membekuk mereka, polisi mengaku menemukan sebuah granat tangan di rumah itu.
Bersamaan waktu, satu unit polisi diperintah menyergap rumah milik Irsyadi bin Daud di Jalan Raya Babakan Madang, Citeureup. Sangat lancar. Polisi mengaku menemukan bukti transfer dana Rp 50 juta dari rumah Irsyadi, yanglagi-lagi menurut polisiadalah bandar besar ganja. Irsyadi, kata polisi, mengirim uang itu kepada para pelaku pengeboman.
Dari Citeureup, polisi kemudian menderu menuju Cimanggis, Depok, untuk merangsek rumah Jalaluddin. Di rumah kotrakan itu polisi mengaku menemukan sesuatu yang membuat Kepala Kepolisian RI Jenderal Polisi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?