Presiden Direktur Kaltim Prima Coal, Noke Kiroyan: "itu Hasil Negosiasi"
Edisi: 25/32 / Tanggal : 2003-08-24 / Halaman : 181 / Rubrik : EB / Penulis : Yasin, Ali Nur, Yasra, Setri,
YANG dilakukan BP dan Rio Tinto ini tak ubahnya seperti menggunting dalam lipatan. Bagaimana tidak. Ketika pemerintah sedang merundingkan divestasi saham perusahaan Inggris dan Australia ini di Kaltim Prima Coal, tiba-tiba saja keduanya menjual sahamnya di Kaltim Prima kepada Bumi Resources. Sudah begitu, harganya hanya US$ 500 juta, jauh di bawah harga divestasi yang ditawarkan kepada pemerintah Indonesia, sebesar US$ 822 juta. Tidak mengagetkan jika penjualan ini mengejutkan banyak pihak.
Memang transaksi tersebut belum final dan baru tuntas Oktober mendatang. Tapi dampaknya sudah mulai terasa sekarang. Proses divestasi yang mestinya sudah beres ternyata masih harus ditunda lagi. Padahal program pelepasan saham BP dan Rio Tinto mestinya sudah dimulai tujuh tahun silam. Untuk mengetahui berbagai persoalan seputar penjualan saham tersebut, wartawan TEMPO Ali Nur Yasin dan Setri Yasra mewawancarai Presiden Direktur Kaltim Prima Coal (KPC), Noke Kiroyan. Berikut ini petikannya.
Bagaimana kondisi KPC saat ini setelah pengalihan kepemilikan saham dari Rio…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…