Darah Mengalir Tanpa Akhir
Edisi: 51/20 / Tanggal : 1991-02-16 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis :
RAKYAT TANAH Mesopotamia itu seperti ditakdirkan tidak bisa tidur nyenyak. Langit mengucurkan darah. Bumi gemeletuk. Udara gemetar oleh desing pesawat dan lesatan rudal. Tank berlapis baja di mana-mana. "Negeri Seribu Satu Malam" telah mengepal dalam semangat Saddam Hussein. Putra-putranya berderap memasuki Perang Teluk II. Seluruh dunia pun dibadai kecemasan. Burung-burung pantai hitam sekujur tubuhnya karena laut menjadi selimut maut.
Pesta maut dalam "perang 8 tahun" belum lagi jauh dari mata. Perang Iran-Irak (1980-1988) itu telah menelan korban manusia setara dengan bencana Perang Dunia II. Entah berapa tinggi gunung kematian kali ini. Entah berapa dalam jurang nestapa bagi semua pihak. Perang, kata orang, selalu berarti kekalahan semua pihak.
Sejarah merekam bagaimana Perang Teluk I pecah. Peristiwa itu mulai dari keinginan menguasai Shatt al Arab. Jalur perairan strategis sepanjang 70 mil yang memisahkan Irak-Iran menuju Teluk Persia. Di sepanjang Shatt al Arab ini dibangun pelabuhan-pelabuhan besar Khorramshahr dan Abadan di Iran dan Basra di Irak.
Baik Irak maupun Iran mengekspor minyaknya lewat liku pertemuan…
Keywords: Perang Teluk I, Perang Irak-Iran, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…