Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan

Edisi: 11/24 / Tanggal : 1994-05-14 / Halaman : 51 / Rubrik : SEL / Penulis : LPS


HAL yang mengusik dari Vladimir Wolfovich Zhironovsky, pemimpin Partai Liberal Demokrat Rusia, bukanlah karena ia mewarisi kelakuan seorang anak kecil. Misalnya ia masuk ke balik pintu kamar hotel yang berlapis kulit lalu berteriak-teriak pada anak buahnya: "Katakan padaku, apakah mereka demokrat atau komunis. Kenapa kau tak mengatakannya? Katakan padaku!" Tetapi, yang paling mengusik saya, ia melaksanakan pengadilan di dalam kamar suite sebuah hotel sambil mengenakan sepasang sandal jepit dan pakaian mengkilat. Dan ia mengancam akan menyerbu Finlandia dan Alaska dan akan menyusun kembali batas-batas negara seperti pada zaman Kerajaan Rusia, dan yang akan mengebom dunia Barat. Saat itu ia sedang berada di lantai sembilan sebuah hotel di depan Gedung Putih (gedung parlemen Rusia) Moskow.

Waktu itu parlemen masih dalam masa reses. Ia sedang bermalas-malasan di depan peta dunia yang besar, sambil memaki-maki pembantu dan pengawalnya yang berdiri tegak dengan penuh perhatian dan wajah ketakutan. "Jangan takut, perang belum mulai sekarang," kata salah seorang pengawal itu di sela-sela hiruk-pikuknya suara Zhirinovsky.

Perang memang belum mulai. Tetapi di jalanan Kota Moskow berkembang isu bahwa tentara mau bergerak dan Zhirinovsky mungkin sedang merencanakan kudeta ketika Presiden Yeltsin sedang beristirahat di Laut Hitam selama dua minggu. "Ingat ketika Presiden Gorbachev pergi berlibur bulan Agustus 1991 lalu pada saat-saat kritis?" tutur salah seorang antek Zhirinovsky itu dengan penuh semangat.

Di luar pintu berlapis kulit, ketika aku masih menunggu giliran, aku duduk bersama kakak Zhirinovsky, seorang wanita bernama Vera Listopadova. Ia mengaku bekerja membereskan pembukuan Zhirinovsky dan bercerita bahwa ia harus melarikan diri ke Moskow untuk menghindari para penjahat di kampungnya. Dan ia percaya hanya saudaranyalah satu-satunya orang yang bisa memperbaiki hukum dan ketertiban. Tapi, sama seperti orang lain, Vera Listopadova tetap harus antre juga untuk bisa bertemu saudaranya.

Sementara itu seorang asisten Zhirinovsky, lelaki kurus yang tampaknya selalu panik, menyeringai dan bertanya apakah aku sudah memperhitungkan keadaan keuanganku. Maksud pertanyaan itu: "Apakah aku sudah membayar US$ 3.000?" Itu adalah syarat untuk bisa bertemu Zhirinovsky selama 30 menit. Aku menjawab sudah, karena aku sudah mempelajari keadaanku jauh sebelumnya, yaitu aku tak mau membayar! Asisten itu menduga bahwa pernyataan "sudah" dariku berarti aku sudah menyerahkan sumbangan kepada dana kampanye neofasisme. Ia memimpinku berjalan dengan hati-hati ke tempat suci, tempat Zhirinovsky duduk di sofa tebal di sebelah tumpukan peta dunia sambil memegang tali yang melingkari kacamatanya. Secara berganti-ganti, ia memandang ke arahku dan ke arah telepon. Orang akan bisa mengasumsikan bahwa dia sedang di tengah-tengah rencananya untuk melakukan invasi, mula-mula ke Finlandia -- dalam pernyataannya di BBC merupakan sebuah negara "yang penduduknya takut padaku."

Rasanya sangat terganggu melihat pemimpin Partai Liberal Demokrat itu duduk di tengah-tengah begitu banyak peta. Terganggu karena logo dari partainya menggambarkan Kekaisaran Rusia pada zaman Tsar, dengan perbatasan yang ke arah utara diluaskan sampai Skandinavia, dan di sebelah timur diluaskan sampai ke Alaska.

"Orang membuat peta dengan batas-batas historis," kata Alexey Mitrofanov, pria berusia 31 tahun yang merupakan otak di belakang Zhirinovsky untuk urusan luar negeri. "Untuk kami, itu agak ideal, seperti Kekaisaran Rusia pada abad ke-19. Ini bukan imperialisme. Jika Finlandia ditanya dalam dua puluh tahun akan dikembalikan pada kami, kenapa tidak? Dan di daerah selatan, mereka membutuhkan kami. Kami bisa memprediksikan adanya kekosongan perbatasan di selatan. Dan satu-satunya yang dapat menyelamatkan orang di sana adalah kehadiran Rusia. Mereka akan meminta pertolongan kami seperti yang dilakukan orang di Asia Tengah dua abad yang lalu. Tanpa bantuan kami, mereka akan terpecah-pecah dengan sendirinya."

Konsep dari ekspansionisme Rusia bukanlah hal baru, tetapi orang yang sekarang di belakang konsep itu sepertinya tak jelas datang dari mana. Bayangkan, ia adalah seorang pengacara, bekas tentara, seorang politikus yang baru seumur jagung, lancar berbahas Turki, yang baru mulai ambil bagian dalam aktivitas politik pada akhir 1980-an, dan menyebut dirinya sebagai orang sosial-demokrat. Tahun 1991 Zhirinovsky adalah seorang aktivis anti Gorbachev yang paling keras suaranya, dan mendukung gerakan melawan Gorbachev. Pada bulan Juni 1991, dalam pemilihan presiden federasi Rusia, ia sudah berada di urutan ketiga di belakang Yeltsin dan saingan lamanya Nikolay Ryzhkov. Dua tahun kemudian partainya menyapu pemilihan anggota parlemen dengan perolehan 24% kursi. Dan Zhirinovsky segera menjadi sebuah fenomena baru.

Ia kini berkeliling kampung-kampung di Rusia, mengingatkan kejayaan Rusia masa lalu dan kegagalan orang-orang demokrat. Dia bertemu dengan negarawan senior seperti almarhum Richard Nixon, yang 35 tahun lalu berkonfrontasi dengan Nikita Khrushchev. Waktu bertemu Nixon, Zhirinovsky memberi Nixon hadiah buku otobiografi yang sudah ia tanda tangani. Judul buku itu, The Last Dash to the South (Tujuan Terakhir ke Selatan). Ia juga minta pada Nixon agar menyebarluaskan pesannya. "Katakan kepada Barat, mereka tidak perlu takut padaku."

Tapi sekarang mungkin pihak Barat takut. Zhirinovsky mengaku menganggap enteng imperialisme maupun ekspansionisme. Pandangannya terhadap dunia adalah untuk menghapus batas-batas negara yang sekarang sudah ada. Orang-orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…