Bende Reformasi Kependetaan Hindu
Edisi: 04/30 / Tanggal : 2001-04-01 / Halaman : 53 / Rubrik : AG / Penulis : Nugroho, Kelik M. , Hasan, Rofiqi ,
UMAT Hindu di Indonesia baru saja melaksanakan hari raya Nyepi tahun Saka 1923. Upacara ritual sehari sebelum Nyepi, yang disebut Tawur Kesanga, berjalan dengan mulus di Denpasar, Bali, Sabtu pekan lalu. Padahal, upacara itu nyaris diprotes umat kalau saja rencana semula yang dirancang Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) jadi dilaksanakan, yakni hanya memakai pendeta dari kalangan tri sadhaka (Syiwa, Bodha, dan Wesnawa) dan tidak melibatkan pendeta di luar kelompok itu. Para pemrotes itu menuntut agar pendeta yang melaksanakan upacara adalah pendeta sarwa sadhaka, artinya melibatkan semua pendeta tanpa memandang klan. Protes inilah yang akhirnya disetujui, sehingga upacara berjalan tanpa ganjalan. Protes seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Menurut Dr. Gde Pitana, Msi., Sekretaris Jenderal Maha Gotra Sanak Sapta Rsi (organisasi warga Pasek, klan terbesar di Bali), gugatan terhadap diskriminasi kependetaan itu muncul sejak Indonesia merdeka pada 1945. Yang jelas tercatat, pada 1961 PHDI pernah menyatakan melalui…
Keywords: Nyepi, Hari Raya Nyepi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…