Sai Baba, atau Gado-Gado Agama

Edisi: 49/23 / Tanggal : 1994-02-05 / Halaman : 96 / Rubrik : AG / Penulis : JK


"Aku datang ke dunia ini bukan untuk mendirikan suatu agama baru, bukan untuk menghancurkan atau mengganggu kepercayaan mana pun yang sudah ada...." KATA-kata itu diucapkan oleh Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, 68 tahun, seorang tokoh spritual asal India. Ucapan dari tokoh yang berambut kribo, berbadan subur, dan selalu berjubah oranye itu menggambarkan misi yang dibawa olehnya: mempersatukan pemeluk dari berbagai agama tanpa mengubah agama mereka.

Jadi, tak mengherankan bila di antara pengikut Sai Baba, di samping yang beragama Hindu, ada juga yang beragama Budha, Kristen, dan Islam.

Di Indonesia, ajaran Sai Baba ini telah berkembang sejak tahun 1973, ketika kelompok itu belum berbentuk badan hukum. Hingga kini telah berdiri 20 pusat pengkajian Sai Baba, tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok.

Bila akhir-akhir ini, di Indonesia, nama Sai Baba mencuat ke permukaan, itu tidak lain karena surat dari Direktur Jenderal Bimbingan Massa Hindu dan Budha, Ketut Pasek. Surat bertanggal 14 Januari 1994 itu mencabut pendaftaran Yayasan Dewan Pusat Sri Sathya Sai (dan cabang-cabangnya), sebuah lembaga tempat bernaungnya para pengikut Baba di Indonesia. Artinya, lembaga itu tidak di bawah perlidungan Departemen Agama lagi.

Hal itu meresahkan pengikut Sai Baba. Tanpa terdaftar di Departemen Agama, bisa saja kelompok ini dianggap…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…