Serangan Melumpuhkan Dari Serambi Mekah

Edisi: 03/30 / Tanggal : 2001-03-25 / Halaman : 116 / Rubrik : EB / Penulis : Dewanto, Nugroho , Adi, I G.G. Maha , Lebang, Tomi

ARUN tampak lengang. Tak ada lagi suara gemuruh mesin dari kilang-kilang pengolahan gas PT Arun Natural Gas Liquefaction (ANGL) di Aceh Utara. Hanya tersisa satu dari enam train milik Arun yang masih mengeluarkan api dan asap hitam-tanda masih adanya proses pengubahan gas menjadi zat cair untuk diekspor. Udara kini memang lebih segar karena polusi berkurang. Tapi suasana terasa sangat mencekam.

Kemacetan itu terjadi sejak PT Exxon Mobil Indonesia menghentikan operasi atas 56 sumur gasnya di daratan, dua pekan lalu. Exxon Mobil adalah produsen gas terbesar di Aceh, dengan total produksi 1,6 miliar kaki kubik per hari, yang memasok gasnya ke Arun untuk diubah menjadi cairan. Alasannya, mereka tak kuat lagi menanggung gangguan keamanan berupa serangan bersenjata yang diduga berasal dari pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sampai-sampai sebagian karyawannya terpaksa diungsikan dengan menggunakan helikopter dan kapal laut.

Alhasil, Exxon Mobil kini tinggal menghasilkan gas dari kilang lepas pantai (offshore). Penutupan itu otomatis membuat pasokan gas mentah yang mesti diolah Arun merosot drastis. Kini Arun hanya bisa memproduksi 4.800 meter kubik gas setiap hari. Jauh berkurang dibandingkan dengan jumlah produksi pada saat normal, yang bisa mencapai 42.300 meter kubik gas per hari.

Semua itu membuat kegiatan industri-industri besar di Aceh Utara…

Keywords: -

---

Foto Terkait