Anwar Nasution: "untuk Sementara, Pemerintah Perlu Mengemplang Utang"

Edisi: 03/30 / Tanggal : 2001-03-25 / Halaman : 120 / Rubrik : EB / Penulis : , ,


HARI-HARI ini barangkali tergolong masa sulit bagi bank sentral. Sejak kejatuhan bekas presiden Soeharto, baru kali ini Bank Indonesia (BI) harus kembali pontang-panting menyelamatkan nilai rupiah yang terpuruk terhadap dolar. Hanya dalam waktu beberapa minggu, nilai rupiah merosot begitu cepat, dari Rp 9.600 per dolar AS hingga sempat menyentuh level Rp 11.900, sebelum akhirnya kembali menguat di posisi Rp 10.000-an per dolar.

Upaya penyelamatannya sendiri bukan perkara mudah. Sebab, BI harus menghadapi masalah ekonomi yang berimpit dengan persoalan-persoalan politik sekaligus. Situasi tak menentu yang disebabkan oleh faktor-faktor non-ekonomi, bagaimanapun, turut memperburuk posisi rupiah. Hal itu diutarakan Deputi Senior Gubernur BI Anwar Nasution kepada Iwan Setiawan dari TEMPO dalam wawancara khusus.

Menurut Anwar, berbagai gejolak yang merebak di Tanah Air adalah ledakan bom waktu yang dipasang Orde Baru, sehingga siapa pun yang menjadi presiden sekarang ini sulit mengatasi krisis dalam waktu singkat. Sementara itu, Indonesia menghadapi ancaman batalnya kesepakatan penundaan utang dengan Paris Club. Tentu saja ini berbahaya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…