Batavia: Hilangnya Sebuah Kota Masa Lalu

Edisi: 47/29 / Tanggal : 2001-01-28 / Halaman : 53 / Rubrik : IQR / Penulis : Suyono, Seno Joko , S., Endah W., Arjanto, Dwi


SUATU hari di tahun 1815, di muka kanal kawasan Harmoni. Seperangkat kunci itu dicemplungkan ke kanal oleh Raffles. Itu gayanya meresmikan Harmonie Society, sebuah tempat dansa elite Belanda tertua di Asia dan juga lokasi perpustakaan Batavian Society of Arts and Sciences. Pelemparan kunci ke dalam kanal itu adalah simbol bahwa pintu Harmoni selalu terbuka bagi yang ingin mereguk khazanah seni dan pengetahuan.

Tapi, satu setengah abad kemudian-di zaman Orde Baru-bangunan itu menjadi terbuka dalam arti sebenarnya. Rata tanah. Menjelma menjadi pelataran parkir Istana Negara, kebun dan lapangan tenis Gedung Setneg.

Awalnya, pada 1985, gedung yang terletak di pojok pertemuan Jalan Veteran dan Jalan Majapahit itu dihancurkan untuk pelebaran jalan protokol. Kita menyaksikan pembongkaran itu demi melancarkan arus Jalan Thamrin ke Jalan Gajah Mada. Dari segi kesejarahan, latar belakang gedung itu tak sekuat Gedung Kebangkitan Nasional di Jalan Abdurrahman Saleh atau Gedung Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya. Konon begitu juga alasan Moerdiono, Menteri Sekretaris Negara saat itu. Toh, tak semuanya setuju.

Romo P. Adolf Heuken S.J., penulis buku Historical Sites of Jakarta, adalah salah satu tokoh konservasi bangunan bersejarah yang tidak setuju dengan pembongkaran gedung itu. Heuken masih ingat alasan Moerdiono saat pembongkaran gedung itu: gedung itu dianggap menghina bangsa Indonesia. "Bodoh betul jika menganggap gedung itu menghina bangsa Indonesia," demikian komentar Heuken.

Dalam studinya, Heuken menemukan bahwa kontraktor bangunan bergengsi tersebut adalah seorang pribumi bernama Abdul Hamid. Artinya, orang Indonesia saat itu telah berhasil menang tender mengalahkan orang Belanda dan Tionghoa. Untuk ukuran zaman itu, ini prestasi luar biasa.

Sebuah buku kumpulan fotografi bangunan-bangunan Batavia di abad ke-19 berjudul Batavia in Nineteenth Century Photographs karya Scott Merrillees dapat membangkitkan imajinasi kita betapa bangunan karya Abdul Hamid ini memang sayang untuk dibuldoser. Tentu gedung ini adalah tempat pesta-pora dan dansa-dansi tuan besar dan nyonya besar kaum kolonial. Gaya bangunan Harmoni ini hanya ada sedikit di dunia. Keputusasaan Romo beralasan. Puncak kekesalan Romo, yang tahun 1960-an menekuni sejarah Kota Jakarta itu, adalah saat Moerdiono, kala itu menjabat Menteri Sekretaris Negara, membongkar habis gedung Harmonie Society pada 1985. "Pemerintah main bongkar saja. Alasannya karena gedung itu menghina bangsa Indonesia," tutur Heuken.

Padahal, menurut Heuken, gedung Harmonie Society adalah salah satu saksi sejarah Batavia. Harmonie adalah cikal-bakal lembaga ilmiah tertua di Indonesia. Perpustakaan nasional dan museum dimulai di sini. Selain itu, dari segi arsitektur, gedung Harmonie Society mewarisi gaya empire style yang sangat langka di dunia, yang ternyata dimiBEBERAPA waktu lalu, ekonom Sjahrir memberikan sinyalemen tentang "matinya" reformasi. Saya sendiri sudah lama menganggap reformasi dalam keadaan "koma" berkepanjangan, kalau tidak dikatakan sekarat.
liki Jakarta. Misalnya, pilar-pilar Yunani yang polos tanpa ornamen, bentuk pintu dan jendela bergaya Belanda tulen, dan atap yang berlapis-lapis itu merupakan atap khas arsitektur Prancis.

Terbitnya buku Batavia... itu juga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…