Krisis Energi, Dua Puluh Tahun Lagi

Edisi: 41/29 / Tanggal : 2000-12-17 / Halaman : 134 / Rubrik : EB / Penulis : Dewanto, Nugroho , Adi, IG.G. Maha , Fibri, Rommy


SAMPAI berapa lama lagi Indonesia dapat membanggakan minyak bumi hasil alamnya sendiri? Minyak, yang sering dikiaskan sebagai emas hitam itu, telah satu abad mewarnai kehidupan anak negeri ini. Tak aneh bila masyarakat berasumsi bahwa minyak bumi akan menopang hidup mereka untuk selama-lamanya. Padahal, sekitar sepuluh tahun lalu, majalah The Economist-dalam salah satu edisinya yang menerbitkan suplemen khusus tentang Indonesia-telah memperkirakan bahwa cadangan minyak kita tersisa paling lama sampai tahun 2010.

Berita tak sedap itu kemudian diperkuat oleh pemerintah Orde Baru. Seorang menteri dari tim ekuin Kabinet Pembangunan di awal 1990-an, sudah mewanti-wanti bahwa dalam 10-20 tahun yang akan datang, Indonesia akan menjadi net importer minyak. Itu berarti dalam waktu tak terlalu lama lagi, cadangan minyak kita habis dan Indonesia akan 100 persen mengimpor minyak seperti Singapura, Filipina, Thailand, dan India.

Karena hal ini berkait langsung dengan kepentingan rakyat banyak, seharusnya disosialisasikan oleh pemerintah sejak jauh-jauh hari. Setidaknya agar rakyat siap mental, mengerti akan perubahan situasi yang sangat tidak menyenangkan, juga tidak mengamuk kalau harga minyak tiba-tiba menjadi sangat mahal.

Ternyata, kampanye tentang akan berakhirnya rezeki minyak tidak pernah dilakukan. Mungkin kampanye pencegahan AIDS dianggap lebih penting, sedangkan "bencana minyak" dianggap urusan nanti. Bahkan sampai kini pemerintah tetap saja abai, padahal dari tahun ke tahun tingkat cadangan minyak kian mengkhawatirkan.

Benar, minyak bumi dan gas alam sampai sekarang masih menyumbang 14 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan Rp 32 triliun dari penerimaan negara pada semester pertama tahun ini. Angka yang menyilaukan, memang. Padahal tim gabungan yang terdiri dari Arthur Andersen dan Cambridge Energy Research Associates (CERA) telah mengungkapkan pada tahun 1986 bahwa cadangan minyak bumi Indonesia tinggal sekitar 8,5 miliar barel. Lalu, sekitar tahun 1996, Oil and Gas Journal memperkirakan cadangan itu tinggal 4,97 miliar barel saja.

Prediksi mana yang paling dekat dengan kebenaran? Belum lama ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan bahwa dari 60 titik lokasi minyak tersier, Indonesia masih memiliki cadangan harapan (prospective reserved) sekitar 73 miliar barel minyak dan 308 triliun kaki kubik (TCF) gas. Tapi, jangan gembira dulu, karena jumlah cadangan yang terbukti ada (proven reserved) hanya 9,7 miliar barel minyak dan 160…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…