Harta Bung Karno, Di Mana Engkau...
Edisi: 04/31 / Tanggal : 2002-03-31 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Bektiati, Bina , Adi, I G.G. Maha , Daya, Harry
KALUT Munaf semakin kalut. Laki-laki 60 tahun warga Desa Punggur, Pontianak, itu seharusnya September tahun lalu menerima Rp 15 juta. Uang "besar" itu adalah sebagian kecil dari harta Bung Karno yang segera cair. Begitu janji gombal pengurus Yayasan Amalillah kepadanya. Padahal, petani yang punya tiga orang anak itu sudah menyetor Rp 25 ribu hampir setahun lalu.
Uang itu cukup besar untuknya. Setidaknya cukup untuk membuat Kalut rela menggenjot sepeda selama satu setengah jam ke Pontianak. Ia mendatangi rumah Ibrahim Sunggo, peng-urus yayasan yang memungut uangnya.
Ibrahim berkelit, seperti bisa diduga. Ia bilang ada musibah di Jawa. Kalut dimintanya sabar. Pertengahan tahun 2002 ini pasti Kalut dan jutaan anggota yayasan akan menerima dana Bung Karno itu, begitu janji Ibrahim.
Ribuan orangAmalillah dan satu yayasan lagi mengklaim anggotanya "jutaan"seperti Kalut agaknya menjadi korban urusan harta Bung Karno ini. Umumnya mereka rakyat kecil yang sulit benar mengumpulkan Rp 25 ribu itu. "Kalau janji ini meleset lagi, saya akan minta setoran saya. Dua puluh lima ribu itu sangat berarti bagi saya," tutur Kalut, yang tubuh kurusnya berbalut kaus oblong robek sana-sini. Ia ditemui TEMPO di rumah kayunya yang sudah rapuh dan reot.
Cerita serupa menimpa warga Kelurahan Batu Layang, Pontianak Utara, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Punggur, sekitar Maret lalu.
Halizah, janda miskin dengan tiga anak, penduduk Batu Layang, mengaku didatangi oleh laki-laki setengah baya bernama Kacong, yang mengaku pengurus Yayasan Amalillah. Perempuan 41 tahun itu diminta menyetor Rp 18 ribukatanya sih ongkos…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?