Restrukturisasi, 'Bailout', dan BPPN

Edisi: 32/29 / Tanggal : 2000-10-15 / Halaman : 135 / Rubrik : KL / Penulis : Indrawati, Sri Mulyani , ,


Sri Mulyani Indrawati*)
*) Ekonom dari UI

SUNGGUH ramai media massa membicarakan restrukturisasi yang dilakukan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada dua kelompok bisnis, Texmaco dan Kelompok Hasyim. Tentu bukan hanya waktunya yang sangat tidak pas. Sebab, pada minggu ini juga pemerintah dengan segala kritik dan demo tetap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) rata-rata 12 persen untuk sedikit memangkas subsidi yang membebani anggaran hingga di atas Rp 40 triliun. Sementara itu, pada minggu yang sama, pemerintah mengumumkan persetujuan restrukturisasi dua kelompok bisnis dengan total utang di atas Rp 23 triliun.

Untuk kebijakan pengurangan subsidi, pemerintah cukup mendapat sokongan dari para ekonom, meskipun publik jelas keberatan. Langkah tersebut memang langkah pahit yang terpaksa dilakukan. Namun, untuk kebijakan restrukturisasi, tampaknya suara publik dan pengamat seragam, yaitu menolak dan cenderung curiga dengan langkah pemerintah. Debat publik pun terjadi, dari penggunaan istilah restrukturisasi versus bailout, skema restrukturisasi yang dianggap tidak optimal atau terlalu menguntungkan obligor, hingga kerisauan tentang aspek dampaknya ke anggaran.

Kepala BPPN yang sekaligus Menteri Muda Restrukturisasi dan Menteri Koordinator Perekonomian menolak bila restrukturisasi ini disebut sebagai bailout. Memang pemerintah dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…