Peta Kuno Nusantara: Fantasi Sebuah Peradaban

Edisi: 26/29 / Tanggal : 2000-09-03 / Halaman : 65 / Rubrik : IQR / Penulis : , ,


KOLONIALISME dimulai dari sebuah peta. Dari sebuah gulungan gambar penuh simbol, arah navigasi ditentukan-dan sebuah sasaran ditargetkan. Semenjak duduk di bangku sekolah dasar, kita mengenal nama Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang bersauh di Jawa. Tapi mari kita bertaruh bahwa hanya sedikit sejarawan yang mengenal nama Jan Huygen van Linschoten. Padahal, tanpa tokoh itu, mungkin negara kita yang belakangan dikenal dengan nama Indonesia ini tak terlalu buru-buru dijajah. Asal tahu saja, dari peta buatan Linschoten-lah Houtman mengetahui ada sebuah selat yang (kemudian) bernama Selat Sunda-tempat armadanya bisa berlayar pintas mencapai Jawa.

TEMPO tertarik menulis peta kuno Indonesia karena, pertama-sesuai dengan fitrah rubrik Iqra-ada sebuah buku karya Thomas Suarez yang terbit, berjudul Early Mapping of Southeast Asia, yang secara menarik mengulas sejarah peta kuno Asia. Buku ini akan disusul dengan penerbitan buku The Cartography of the East Indian Islands, karya Dave Parry, yang lebih lengkap dan rinci mengulas sejarah peta kuno di zaman VOC.

Kedua, faktor peta kuno memegang peranan penting bagi sejarah penaklukan sebuah kawasan. Abad ke-15-17 adalah sebuah era ketika para petualang Eropa berlomba-lomba mencari wilayah rempah-rempah baru. Negara mengerahkan semua mualim unggul dan ahli kartografinya. Adalah kenyataan para kartografer terbaik Belanda, Portugis, Spanyol, Italia, dan Jerman di masa lalu berjibaku berusaha memetakan wilayah Nusantara.

Dari buku karya Suarez dan Parry, kita bisa melihat betapa mahalnya sebuah manuskrip yang mengungkap peta jalur ke Indonesia. Ini bisa dilihat dari bagaimana ia dipandang sebagai dokumen rahasia yang harus dilindungi dan diamankan agar tak jatuh ke tangan musuh. Dalam sebuah diskusi tentang pemetaan Portugis dari abad ke-15-16 di Museum Fatahillah, Juni silam, dosen sejarah Universitas Porto, Prof. Dr. Ivo Carneiro de Sousa, berkisah mengapa Portugal mendirikan Casa Da Mina Et India. Ini adalah sebuah bangunan di Lisabon yang khusus digunakan untuk tempat menyimpan peta-peta Asia, termasuk Gowa.

Pada 1511, daerah Gowa menjadi pangkalan kapal-kapal Portugal dan menjadi kantor pusat bagi jajahannya yang lain seperti Makao. Rute ke arah Gowa dan daerah-daerah lain seputar Malaka adalah sebuah tabu. Hanya karena Linschoten kemudian bisa menyusup dan menyamar menjadi sekretaris biarawan di seminari di Gowa, dengan risiko dapat dibunuh, ia berhasil mengeruk informasi pengetahuan navigasi Portugal. Sang kartografer menerbitkan peta berjudul Itinerario, Voyage ofte Schipvaert naer Oost ofte Portugaels Indiens, hingga terbukalah "jalan rahasia timur" Portugal.

Alasan-ketiga Tim Iqra menurunkan tulisan ini adalah alasan mutu estetika. Dibandingkan dengan peta modern, peta kuno jauh lebih memiliki nilai artistik. Sesungguhnya, minimnya peralatan dan pengetahuan lazim menghasilkan peta kuno yang jauh dari presisi. Janganlah membayangkan pembuatan peta kuno sudah menggunakan teknologi global positioning system untuk menentukan arah utara-selatan atau didahului pengukuran lapangan seperti umumnya pembuatan peta modern. Bahkan, daya imajinasi bisa memegang peranan penting dalam pembuatan peta kuno, sehingga penentuan arah utara-selatan kacau-balau, mata angin terbalik, skala tak proporsional, dan lokasi salah letak. Tapi, yang unik, di situlah letak nilai artistiknya.

Meminjam istilah Edwin Raharjo, pemilik Edwin Gallery, tidak tepatnya dan kemelesetan penggambaran pulau-pulau itu menjadi deformasi yang indah. Keelokan itu ditambah dengan kualitas percetakan dan pewarnaannya. Di sini kita memasuki wilayah seni rupa yang melibatkan seni tradisi nukilan kayu, cetak tembaga, dan litografi dari setiap negara pencipta peta itu. Italia, misalnya-negeri penghasil patung-patung Michel Angelo dan lukisan Leonardo da Vinci-yang menggemakan renaisans pertama kali, ternyata…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

Pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…