Mayjen Tni Agus Wirahadikusumah: "dominasi Abri Itu Terlalu Jauh"

Edisi: 42/28 / Tanggal : 1999-12-26 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Lebang, Tomi , ,

Namun, berada jauh dari Jakarta tak membuatnya lepas dari pusat perhatian. Pernyataan lulusan Infantry Officer Advanced Course dari Fort Benning (1983) ini malah makin menyengat saja. Pembela gigih konsep "tentara profesional" dan pengkritik keras konsep dwifungsi TNI itu-yang dinilainya "kebablasan"-memang teguh. Saat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, Senin pekan lalu, mantan Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI itu dengan lantang melontarkan ide tentang penciutan fungsi teritorial TNI dan tegas-tegas menyatakan tak setuju dengan gagasan pemekaran kodam.

Perdebatan terbuka terjadi di kalangan militer sendiri, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pihak "resmi" Cilangkap, sehari sesudah Agus Wira bicara di DPR, melalui Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sudrajat, angkat suara sebaliknya. Kodam, katanya, akan dimekarkan jadi 17.

Agus juga mengkritik pernyataan-bernada ancaman-Pangkostrad, Letjen Djaja Suparman. Pemanggilan para jenderal oleh Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Tim-Tim, kata Djaja, akan membuat prajurit sakit hati dan bersikap membabi buta. Jenderal Agus berkata, "Prajurit kita bukan prajurit hulu-balang rezim dan bukan prajuritnya jenderal."

Jenderal Agus sudah "melenceng" dari kebijakan TNI? Kepada wartawan TEMPO Tomi Lebang yang menemuinya di Makassar, Sabtu petang lalu, anggota Tim Reformasi TNI itu tenang-tenang saja. "Itu pola Orde Baru," katanya. Berikut petikan wawancara itu.

Pernyataan Anda di DPR itu sangat kritis. Siapa yang meminta Anda datang?

Bukan sangat kritis. Banyak yang tidak mengikuti jalannya dengar pendapat itu. Sesuai dengan permintaan komisi I DPR, dan atas perintah Kepala Staf Teritorial Letjen Agus Wijoyo, serta persetujuan Panglima TNI,…

Keywords: -

---

Foto Terkait