Bila Kesabaran Pasar Habis
Edisi: 19/29 / Tanggal : 2000-07-16 / Halaman : 31 / Rubrik : KL / Penulis : Prasetiantono, A. Tony , ,
A. Tony Prasetiantono
*)Staf pengajar Fakultas Ekonomi UGM
RUNTUHNYA rupiah ke level Rp 9.300 per dolar belakangan ini adalah sebuah konfirmasi atas satu hal, yaitu bahwa selama krisis tiga tahun terakhir ini, fluktuasi rupiah memang lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor di luar teknis ekonomi yang bernama kepercayaan (confidence) atau sentimen pasar (market sentiment).
Salah satu contohnya, ketika mantan presiden Soeharto dipaksa "bertekuk lutut" di hadapan Michel Camdessus pada Januari 1998, pasar pun bereaksi sangat negatif, sehingga rupiah terlempar ke level terendah dalam sejarah, Rp 17 ribu per dolar. Padahal, secara teknis-ekonomis, tidak ada logika yang bisa diterima bahwa rupiah sampai serendah itu. Sebaliknya, ketika pemilihan umum Juni 1999 sukses dan melahirkan pemenang baru (PDI Perjuangan), rupiah juga mendadak sontak naik ke level Rp 6.700 per dolar. Padahal, berbagai indikator ekonomi saat itu sama sekali tidak mengalami perubahan mendasar apa pun. Hal yang membedakan adalah masyarakat menaruh harapan besar terhadap lahirnya pemerintahan baru, sebuah "Indonesia…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…