Tergantung Indra Keenam Gus Dur

Edisi: 35/28 / Tanggal : 1999-10-31 / Halaman : 77 / Rubrik : EB / Penulis : Setyo, Dwi , Chami


ADA yang mengatakannya kabinet gado-gado. Yang lain menyebut- nya campur sari. Bahkan, sebe- lum nama-namanya disebut, orang sudah keburu menduga para menteri di jajaran kabinet pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, yang akan diumumkan Kamis pekan ini, pasti datang dari pelbagai kubu.

Sebuah kelemahan? Atau justru kekuatan? Bagi pasar, bagi kurs rupiah dan harga-harga saham di bursa, jawabannya bisa dua-duanya. Yang menjadi soal bukan perkara campur sari atau gado-gadonya itu. Yang lebih penting: apakah jatuhnya pilihan kepada mereka benar-benar didasarkan pada kemampuan dan integritas mereka? Suara yang khawatir membisikkan, Gus Dur terpaksa mengambil mereka sebagai satu bentuk balas jasa.

Kekhawatiran seperti ini bukannya tak berdasar. Baru dua hari dilantik, Gus Dur memanggil dua bekas menteri "warisan" Orde Baru, Soebiakto Tjakrawerdaya dan Fuad Bawazier, untuk menjajaki pembentukan Dewan Ekonomi Nasional. Dewan inilah yang akan membuat kerangka dasar kebijakan perekonomian, melakukan evaluasi atas aturan yang ada, dan, ini dia, menjadi semacam penasihat presiden.

Hebatnya pula, Soebiakto, bekas Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil-Menengah, pula yang disebut-sebut akan memimpin lembaga bergengsi ini. Gampangnya, ia akan menjadi semacam Widjojo Nitisastro-nya Gus Dur. Bukan main. Soebiakto dipilih, konon, karena sumbangannya yang besar terhadap lembaga penelitian NU di Jawa Timur. Padahal, masyarakat mungkin belum terlalu lupa, pada zaman Menteri Soebiakto itu jugalah Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh alias BPPC, yang dipimpin oleh Tommy Soeharto, beroperasi dan merajalela.

Karena itu, tak perlu kaget jika pasar langsung menentang jurus rangkul Gus Dur ini. Nilai tukar rupiah, yang sempat menguat ke Rp 6.600 per dolar, langsung melembek hingga Rp 6.800 per dolar. Harga saham sami mawon. Begitu Soebiakto…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…