Setelah Agus Isrok Digaruk Operasi Narkotik

Edisi: 24/28 / Tanggal : 1999-08-22 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Wiyana, Dwi , Sepriyossa, Darmawan


PINTU bernomor 408 itu digedor. Dari dalam kamar tak terdengar jawaban. Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, Letkol Adjie Rustam Ramdja, yang memimpin langsung penggerebekan, makin curiga. Tiga puluh aparat polisi memang tengah mengepung sasaran inti: Hotel Travel di kawasan Manggabesar, Jakarta. Ahad dua pekan lalu itu, jam menunjuk pukul tiga dini.

Pintu dibuka paksa dengan kunci duplikat. Dengan senjata terkokang, belasan polisi menghambur masuk. Dua pemuda yang berada di dalam terkesiap alang-kepalang. Muka mereka pucat pasi, tak berkutik. Di meja terserak kertas perak, alat pembakar yang apinya sudah menyala, dan daun ganja. Salah seorang yang berpostur tinggi tegap dan berambut cepak-semula mengaku bernama Deky Setiawan, 24 tahun-buru-buru membuang sekotak korek api dari saku celana jinsnya. Temannya, Donny Hendrian, 32 tahun, terpaku gemetar.

Mereka langsung digeledah. Deky sempat mencoba menolak. "Diam, kau, angkat tangan!" bentak seorang polisi. Dari sakunya, ditemukan dua plastik berisi shabu-shabu-salah satu dari sekian banyak zat adiktif yang sedang trendi- dan ganja. Plak! Sebuah pukulan mendarat di perutnya. "Kau anggota (militer), ya?" hardik sang aparat. Sambil memelas, yang ditanya menjawab lirih, "Bukan, Pak." Pertanyaan diulang lebih keras. Tapi Deky tetap menyangkal. Kedua pemuda itu tak membawa secarik pun tanda pengenal.

Seisi kamar lalu diaduk-aduk petugas. Hasilnya, sebuah koper besar berwarna hitam ditemukan tersembunyi di dalam lemari. Mereka menyangkal sebagai pemiliknya. Sial bagi Deky, telepon genggamnya berbunyi. Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi Polres Jakarta Barat, Mayor Sam Budigusdian, langsung meraihnya. Terdengar suara dari seberang sana, "Agus, elu masih di kamar? Gue tunggu di bawah." Rupanya, Agus adalah nama asli Deky.

Mendengar itu, kecurigaan polisi makin kuat. "Eh, menunggu pembeli, ya? Elu bandar?" bentak petugas. Koper itu pun dibuka paksa. Brak! Sejumlah "barang haram"…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?