Sjamsul Nursalim "yang Penting Nasib Ribuan Orang Itu"
Edisi: 01/29 / Tanggal : 2000-03-12 / Halaman : 116 / Rubrik : EB / Penulis : , ,
SJAMSUL Nursalim tak pernah mengira bakal menjadi korban amukan petani udang di tambak yang dibangunnya di Bumi Dipasena, Tulangbawang, Lampung Barat, Kamis pekan lalu. Kalau tak cepat diselamatkan, jiwanya bisa melayang. Dua anggota Brimob yang mengawalnya tewas, begitu juga seorang petambak. Areal tambak seluas 16 ribu hektare yang dibangun pada 1987 dan dikelola PT Dipasena Citra Darmaja (DCD) itu lumpuh total. Semua areal dan ruang perkantoran dikuasai petambak udang windu.
Mulanya, konsep hubungan inti (DCD) dan plasma (petani) berjalan mulus. Si pengusaha menyediakan modal, si petambak membayar cicilan setelah panen udang tiba. Karena itu, petambak diwajibkan menghasilkan udang windu rata-rata 600 kilogram sekali panen. Dua lahan tambak dikelola seorang petani, dan itu butuh investasi Rp 145 juta. Toh, akhirnya petambak merasa DCD "memanipulasi" data utang dan harga jual udang mereka, dan konflik pun pecah.
Menurut Direktur Keuangan DCD, Mulyati Gozali, kapan saja petambak ingin mengecek utangnya,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…