Wawancara Abdurrahman Wahid: "Megawati Paling Pantas Jadi Presiden"

Edisi: 13/28 / Tanggal : 1999-06-06 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Arjanto, Dwi , ,


Tapi Gus Dur biasa berbicara kontroversial. Pekan lalu, dalam acara Partai-Partai di Televisi Pendidikan Indonesia, deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini kembali mengeluarkan pernyataan yang membuat telinga sebagian orang merah. Ia bilang bahwa keluarga besar Nahdlatul Ulama ibarat ayam betina yang telur dan tahinya keluar dari tempat yang sama. Telur ayam itu PKB dan tahinya adalah partai warga NU yang lain. Wah....

Toh, banyak yang maklum. Dan ia tetap disambut meriah di mana-mana. Jumat pekan silam, alumni Universitas Bagdad kelahiran Jombang 59 tahun lalu ini tampil di Stadion Dwiwindu, Bantul, Yogyakarta, yang dihadiri ribuan pendukungnya. Gus Dur bahkan sempat mengadakan pertemuan tertutup dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X selama sejam. Selama sehari di Kota Gudeg, Gus Dur selalu dituntun salah satu putrinya, Yeni, dan juga petugas humas kampanye PKB, Ratih Harjono, wartawan Kompas. Di sela-sela kegiatannya yang padat itu, Gus Dur bersedia menerima Dwi Arjanto dari TEMPO. Petikan wawancaranya:

Anda kecewa dengan Komunike Paso?

Maksud komunike itu supaya kami bersatu. Padahal, sebenarnya, Mas Amien dan saya enggak begitu in. Tapi enggak apa-apalah. Begitu saja. Apa sih ruginya? Kita enggak rugi apa-apa. Teken ya teken, wis dadi (sudah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?