Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual

Edisi: 00/27 / Tanggal : 1998-10-03 / Halaman : 12 / Rubrik : MON / Penulis : , ,


POLEMIK ada tidaknya perkoaan massal ketika huru-hara pertengahan Mei lalu di Jakarta, terns berlanjut. Meski Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) melalui juru bicaranya Marzuki Darusman, telah mengatakan ada "penyerangan seksual", toh itu tidak membuat pemerintah dan aparat keamanan yakin.

Persoalannya bukan semata-mata karena kejahatan ini sulit dibuktikan, tapi lebih dari itu, antara lain, soal definisi perkosaan itu sendiri. Ada yang beranggapan perkosaan baru terjadi jika ada kontak seksual berupa penetrasi. Namun, ada pendapat yang tidak mensyaratkan penetrasi bagi tindak perkosaan. Artinya, ada persoalan metodologi pembuktikan kasus yang menghebohkan tersebut.

Masalah menjadi lebih rumit lagi, ketika adanya tuntutan dari pemerintah agar ada korban yang mau bersaksi supaya kasus ini bisa dibawa ke persoalan hukum. Beberapa sumber yang dihubungi TEMPO, hanya mau memberi kesaksian bahwa ia pernah bertemu korban. Belum ada korban langsung yang mau bicara.

Untuk itulah, TEMPO melalui situs TEMPO Interaktif meminta pendapat 117 responden seputar soal perkosaan massal tersebut. Meskipun jumlah responden memang bukan angka yang besar, namun jajak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Habibie Tak Layak Dicalonkan
1999-03-15

Publik melihat kasus rekaman telepon habibie-ghalib sebagai skandal politik. mereka menuntut pertanggungjawaban habibie dan menolak…

R
REFERENDUM UNTUK TIMOR LESTE
1999-02-15

Mayoritas responden keberatan melepas tim-tim. referendum sebagai jalan keluar. keberhasilan indoktrinisasi orde baru?

A
Antara Perkosaan dan Pelecehan Seksual
1998-10-03

Sebagian besar responden percaya perkosaan massal terjadi pada bulan mei lalu di jakarta. menunrt mereka…