Jika Para Perupa (perempuan) Berkarya.
Edisi: 00/27 / Tanggal : 1998-10-03 / Halaman : 84 / Rubrik : SN / Penulis : Pareanom, Yusi A. , Ismail, Mustafa ,
PERLUKAH kita bertengar di wilayah spiritualitas? Di clunia Barat, kaum femi nis merasa wajib melawan dalam hal spiritualitas. Bagi mereka, di bidang ini pun dominasi laki-laki terasa mencengkeram. Sebagai contoh, penggambaran citra Tuhan dalam agama Katolik lewat Bapa, Putra, dan Roh Kudus dianggap sangat maskulin sehingga perempuan seolah terpinggirkan. Gerakan inilah yang kemudian disebut The Goddess Movement. Inilah gerakan yang seperti mencari sebuah sosok (perempuan) dalam wilayah spiritualisme.
Namun, yang lantas terjadi adalah lingkup spiritualitas yang menyempit akibat konsentrasi pemikiran yang didominasi rasio. Konsekuensinya, terjadilah dua kutub yang Baling meniadakan: kelelakian atau keperempuanan; Tuhan atau "tuhan" yang lain.
Cara berpikir yang sempit ini, syukurlah, tidak muncul dalam pameran Perempuan di Wilayah Spiritualitas yang disajikan di Galeri Nasional, Jakarta, 16-26 September…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.