Mempertahankan Perang Tanding

Edisi: 17/24 / Tanggal : 1994-06-25 / Halaman : 67 / Rubrik : SN / Penulis : MBM


SINGABARONG, wajahnya berubah mengerikan. Bola matanya melotot, melirik ke kiri ke kanan. Rambut gimbalnya yang bersulur-sulur seperti Ruud Gullit, melambai-lambai mengikuti gerakan kepalanya. Ia mengintai ke mana musuhnya bergerak. Di kepalanya, bertengger merak dengan sayap mengembang.

Singabarong lantas mengaum, menerkam. Tapi Klanasewondo, musuhnya, yang ditakdirkan menang, melengos dengan gemulai. Tar, tar, tar ... pecut andalan Klono mencari sasarannya.

Itulah salah satu adegan dari Festival Reog, Rabu dan Kamis dua pekan lalu, di alun-alun Ponorogo, Jawa Timur. Festival yang di antara acara-acara lain menyambut 1 Muharam di Ponorogo paling dibanjiri penonton. Bukan hanya dari Kota Ponorogo penonton datang, tapi juga dari kota-kota sekitarnya, melihat pelat mobil yang parkir di sekitar alun-alun. Seorang lelaki bernama Taufik mengaku datang dari Sidoarjo, 200 km di timur Ponorogo, untuk nonton reog di tempat aslinya.

Ponorogo memang tempat lahir kesenian ini. Tapi mencari kesenian reog yang asli mungkin sulit. "Bobot dan keaslian reog makin menurun," kata Kasni Gunopati, 65 tahun, sesepuh paguyuban reog…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.