Satu Jam Menjelang Yogya
Edisi: 03/36 / Tanggal : 2007-03-18 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Agustina, Widiarsi, Idayanie, L.N. , Amin, Syaiful
HENDRO Sangkoyo, 51 tahun, merasa banyak yang tak beres ketika berangkat menuju Yogyakarta. Di taksi, dalam perjalanan menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, adik bungsu budayawan almarhum Umar Kayam ini baru sadar tak membawa uang sepeser pun. âSaya akhirnya pinjam uang Rp 150 ribu dari sopir taksi,â ujarnya. âUtang itu dibayar istri saya di rumah.â
Ketika ia masuk pesawat Garuda Indonesia GA-200 yang akan membawanya ke Yogyakarta, âSaya merasa pesawatnya kok lecek betul,â ujarnya. Hendroâbiasa dipanggil Yoyokâadalah salah satu korban selamat dalam kecelakaan pesawat ini di Bandara Adisutjipto, Rabu pekan lalu. Dari 140 penumpang dan awak pesawat, 117 penumpang selamat, sedangkan yang lain tewas.
Sejumlah tokoh menjadi korban dalam pesawat ini, di antaranya mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Profesor Koesnadi Hardjasoemantri dan Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi UGM Masykur Wiratmo. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dan kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, lolos dari maut.
Pilot Boeing 737-400 nahas itu, Marwoto Komar, 45 tahun, dan kopilot Gagam Rohmana juga selamat. Sayangnya, keduanya belum dapat ditemui wartawan. Menurut sejawatnya, Stefanus Gerardus, Marwoto mengalami depresi berat. âIa terpukul dan terus-menerus merasa bersalah,â kata Ketua Asosiasi Pilot Garuda itu.
Saat dirawat di Rumah Sakit TNI Angkatan Udara Hardjolukito, Yogyakarta, Marwoto kerap menyakiti diri sendiri. Rabu sore pekan lalu, misalnya, Stefanus menemukan Marwoto membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Walhasil, belum ada keterangan yang bisa dipungut dari sang kapten yang selama 13 ribu jam terbang selalu mulus membawa pesawat.
Toh, ia pernah bercerita tentang saat nahasnya ini kepada Stefanus. âKok bisa begini, ya? Jika saja waktu bisa diputar ulang...,â ujar Stefanus, mengutip Marwoto.
***
Pesawat GA-200 lepas landas dari Soekarno-Hatta dengan mulus. Cuaca juga bersahabat. âPokoknya good morning-lah. Nggak ada masalah,â kata Kristanto, petugas pemandu lalu lintas udara (air traffic controller) Soekarno-Hatta dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemandu Lalu Lintas Udara Indonesia. Demikian pula menurut para penumpang di kabin GA-200.
Yoyok, misalnya, sudah lupa bahwa pesawat itu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?