Putra Ibnu Sutowo Bisa Dibui

Edisi: 11/36 / Tanggal : 2007-05-13 / Halaman : 84 / Rubrik : HK / Penulis : Baskoro, L.R., Pratama, Sandy Indra,

PONTJO Susilo Nugroho mengunci bibir rapat-rapat. Wajahnya terlihat masam. Begitu dia keluar dari ruang sidang lantai dua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tak satu patah kata pun terucap dari mulut pria yang lebih dikenal dengan nama Pontjo Sutowo ini. Pertanyaan wartawan tak digubris. Ia berjalan tergesa-gesa dan segera menghilang di balik lorong menuju ruang hakim.

Selasa pekan lalu itu, jaksa membacakan tuntutan untuk putra bekas bos Pertamina, Ibnu Sutowo, ini setelah sidang pengadilan berlangsung delapan bulan. Direktur Indobuildco yang juga pemilik Hotel The Sultan itu--sebelumnya bernama Hotel Hilton--dituntut hukuman tujuh tahun penjara. Di luar hukuman kurungan tersebut, jaksa meminta Pontjo membayar denda Rp 500 juta.

“Terdakwa melanggar Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi karena melakukan perpanjangan hak guna bangunan Hotel Hilton tanpa izin,” ujar jaksa penuntut umum Ali Mukartono. Tuntutan yang sama, hari itu juga, diberikan kepada Ali Mazi, pengacara yang kini Gubernur Sulawesi Tenggara, yang mengurus izin perpanjangan hak guna bangunan (HGB) Hotel Hilton.

Terancamnya Pontjo masuk bui ini memang berawal dari keluarnya perpanjangan HGB Hilton pada 2002. Kejaksaan menuding perpanjangan ini tak sah lantaran lahan seluas sekitar 143 hektare tempat berdirinya Hilton itu berstatus hak pengelolaan lahan (HPL).

Dalam hitungan kejaksaan, akibat penguasaan lahan yang terletak di sudut antara Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto--pusat urat nadi Ibu Kota--itu negara rugi sekitar Rp 1,9 triliun. Besarnya kerugian dihitung dari luas tanah sekitar…

Keywords: -

---

Foto Terkait