Emas Murni Untuk Santri Pesisir
Edisi: 12/36 / Tanggal : 2007-05-20 / Halaman : 134 / Rubrik : AG / Penulis : Dewanto, Nugroho, Sohirin,
SYAIR puji-pujian dan salawat bergema dari pengeras suara di masjid kompleks Pesantren Al-Itqon, Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah, Ahad pekan lalu. Tepat pukul enam, usai salat subuh, Kiai Ahmad Kharis Shodaqoh, pemimpin pesantren, duduk bersila di tengah masjid. Baju batik kiai kharismatik itu dibalut selembar sorban yang ujungnya terjuntai ke pundak.
Di dalam masjid, hingga di seputar halaman pondok, ribuan pengunjung setia sudah menanti. Mereka datang berduyun-duyun dari Semarang dan kota-kota sekitarnya seperti Demak, Jepara, Kudus, Pati, Ungaran, Salatiga, dan Kendal.
Sebelum pembacaan kitab, pengajian diawali dengan istighosah sekitar 10 menit. Lalu dibacalah ayat demi ayat Al-Quran melalui kitab klasik yang begitu populer di seantero pesantren Jawa: Tafsir Al-Ibriz.
Kitab ini ditulis al-maghfurlah Kiai Bisri Mustofa, pendiri Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Bisri Mustofa adalah ayahanda dua kiai bersaudara, tokoh akar rumput dari Nahdlatul Ulama yang terkemuka: almarhum Kiai Cholil Bisri dan Kiai Mustofa Bisri. Gus Mus, adik kiai Cholil, dikenal pula sebagai kiai seniman dan kini mengasuh pesantren ayahnya itu.
Buku tafsir itu menggunakan huruf Arab pegon. Bahasanya Jawa tapi ditulis dalam huruf Arabâatau huruf…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…