Bunga Hitam Dalam Kubangan

Edisi: 14/36 / Tanggal : 2007-06-03 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, ,


Pelbagai upaya untuk menyumbat semburan dilakukan, termasuk mendirikan tanggul yang tegak menjulang bagai gergasi. Tapi hasilnya masih sangat minim. Yang muncul adalah pemandangan yang pilu: warga bertumpukan di barak pengungsi, sebagian stres atau menjadi gila. Orang-orang kehilangan kehidupan, langit muram di atas samudra kelabu pekat.

"ITU rumah saya,” kata Nasiruddin, Rabu siang dua pekan lalu. Telunjuk pria 45 tahun warga Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur itu mengarah ke sebuah titik di tengah lautan lumpur kelabu yang mengering. Tidak ada tanda apa pun yang bisa menunjukkan bahwa di bawah sana pernah ada rumah bertingkat dua miliknya. Yang tampak hanya satu dua pucuk pohon yang kering meranggas.

”Tunggu! Rasanya bukan di sana, tapi di sana,” katanya sambil menggeser telunjuk beberapa sentimeter ke kiri. Peluh bercucuran di keningnya. Dia terdiam, berusaha keras mengingat-ingat. Sebentar kemudian, wajahnya gelap. ”Saya lupa di mana rumah saya.” Suaranya tercekat. Ditutupinya duka itu dengan tawa hambar.

Satu tahun sudah lumpur panas menyembur dan mengubur 350 hektare lahan di Kabupaten Sidoarjo. Semuanya berawal pada 29 Mei tahun lalu. Ketika itu, tak jauh dari sumur Banjar Panji 1, titik pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Desa Renokenongo, Porong, lumpur tiba-tiba mendesak keluar. Mula-mula dengan volume 5.000 meter kubik per hari, lalu melonjak menjadi 150 ribu.

Tudingan diarahkan ke Lapindo Brantas Inc., perusahaan di bawah bendera kelompok usaha Bakrie. Firma itu lalai memasang katup pengaman saat mengebor tanah ketika mencari gas di sana. Ketika luluk mucrat, mereka malah mengangkat anjungan pengeboran dengan alasan efisiensi. Akibatnya, lumpur makin deras mencuat.

Untuk menahan meluasnya dampak bencana, sejumlah tanggul raksasa didirikan tergesa-gesa. Sekarang, di beberapa lokasi, tingginya lebih dari 20 meter. Tanggul tanah itu berdiri bagai benteng di sepanjang sisi timur jalan raya Porong, yang menghubungkan Kota Sidoarjo dan Porong.

***

SIANG makin terik dan Nasiruddin masih belum ingat lokasi rumahnya. Wajahnya putus asa. Udara sesak oleh uap panas dan bau belerang. Nasiruddin berdiri di tanggul besar yang membelah Desa Jatirejo, membelakangi kolam penampungan utama lumpur Lapindo. Sejauh mata memandang, yang ada hanya hamparan lumpur kelabu.

Tak lebih dari satu kilometer dari tempatnya berdiri, asap putih membubung dari pusat semburan. Dari jauh, titik itu tampak seperti kawah gunung berapi. Di sekelilingnya dibangun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?