Pilkada Jakarta, Mengais Duit Tak Berjudul
Edisi: 16/36 / Tanggal : 2007-06-17 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Adi, I.G.G. Maha, Reza, M,
JALAN Diponegoro 63, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam pekan lalu. Sekitar seratus orang berkumpul di halaman tengah rumah mentereng yang telah disulap menjadi markas Fauzi Bowo Center. Lampu-lampu berpendaran menerangi wajah para politisi Koalisi Jakarta, kelompok partai pendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Fauzi Bowo dan Prijanto.
Bau jagung rebus, ubi rebus, dan kacang bercampur aroma kopi memenuhi taman. Tetapi beberapa orang berjaket hitam tampak rikuh dengan suasana meriah itu. Mereka, kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), memang bukan pendukung Fokeâpanggilan Fauzi Bowoâsejak awal. âMereka baru datang malam ini, jadi agak minder,â kata seorang tokoh partai.
Namun ketika Foke memperkenalkan PKB sebagai pendukung teranyar yang masuk hari itu, hadirin bertepuk tangan dan berseru, âAllahu Akbar! Hidup PKB! Hidup PKB!â Barulah orang-orang itu melepas jaketnya, memperlihatkan kaos hijau bergambar bola dunia dan sembilan bintang lambang PKB. Bersama Partai Amanat Nasional (PAN), mereka menggenapi partai pendukung Fauzi Bowo-Prijanto menjadi 20.
Pukul 10 malam, Koalisi mendaftarkan diri pada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta di Gambir. Pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar yang disokong Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mendaftar satu jam sebelumnya. Sempat terbetik kabar, PKS tak akan mendaftar bila hanya ada dua pasang calon. âTak baik untuk demokrasi,â kata Ketua PKS Jakarta, Triwisaksana. Namun, santernya berita tentang calon ketiga membuat partai ini bergegas mengembalikan formulirnya.
Suasana panas menyelimuti…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?