Parang Kayu Dari Pintu Yang Lain

Edisi: 20/36 / Tanggal : 2007-07-15 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, Rachmadi, Raden, Touwe, Mochtar


TEPUK tangan membahana ketika dua ratus penari katreji, tarian rakyat khas Maluku, menyelesaikan dansa-dansi mereka. Tarian itu adalah pertunjukan pertama yang membuka acara peringatan Hari Keluarga Nasional di Lapangan Merdeka, Ambon, Jumat pagi dua pekan lalu. Di sisi timur lapangan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan belasan menteri baru saja tiba dan langsung duduk di tribun kehormatan.

Seusai menari, dengan berlari kecil, ratusan remaja pelajar sekolah itu meninggalkan lapangan dengan memencar ke empat penjuru. Tanpa disangka, dari sisi utara Lapangan Merdeka, 28 pria berkostum cakalele memanfaatkan momen itu untuk nyelonong masuk ke lokasi acara.

Keberadaan penari liar ini sebenarnya relatif mudah dikenali. Ketimbang penari katreji yang berkebaya dan bersarung warna-warni, kostum mereka lebih bersahaja: bertelanjang dada, bercelana hitam selutut dengan kain merah melilit pinggang. Wajah mereka polos tanpa hiasan, kecuali ikat kepala merah menyala. Apalagi ”para penari” ini masuk bukan dari dua pintu resmi yang disiapkan aparat keamanan, di sisi selatan dan barat lapangan.

”Mereka mengaku sebagai penari yang terlambat datang, sehingga petugas terkecoh,” kata Panglima Kodam Pattimura, Mayor Jenderal TNI Sudarmaidy Subandi, yang bertanggung jawab atas keamanan lokasi. Akibatnya, puluhan penari liar ini berhasil muncul kurang dari 10 meter di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Siapa yang salah? Sudarmaidy mengaku bertanggung jawab. ”Saya kebobolan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?