Menjegal Ojek Seharga Mercy

Edisi: 22/36 / Tanggal : 2007-07-29 / Halaman : 106 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, Budi, Kurniasih, swamurti, aqida


ALI Mochtar Ngabalin datang terlambat dalam rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum Legislatif di Gedung Nusantara III, kompleks MPR/DPR, Senayan, Rabu pekan lalu. Ketika itu koleganya sesama anggota panitia khusus sedang mendengarkan masukan dari sejumlah pakar dan organisasi nonpemerintah.

”Selamat datang, Pak Ali,” kata Wakil Ketua Panitia Khusus, Andi Yuliani Paris, yang memimpin rapat siang itu. Dia lalu memperkenalkan politikus Partai Bulan Bintang (PBB) itu kepada peserta rapat, ”Ini Pak Ali Mochtar Ngabalin dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, yang partainya terancam tidak lolos electoral threshold.” Hadirin kontan tergelak.

”Eh…, belum tentu, belum tentu,” kata Ali keras sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Yuliani, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu, lalu cepat-cepat menyambung, ”Tenang, Pak Ali. Kami akan memperjuangkan,” katanya. Ali Mochtar mengangguk. ”Amin,” katanya.

Partai-partai kecil memang sedang gerah. Panitia Khusus RUU Pemilu sedang menggodok naskah undang-undang yang akan menentukan aturan main partai politik berebut kursi parlemen daerah dan nasional pada Pemilu 2009 mendatang.

Polarisasi kekuatan tak terhindarkan. Jauh-jauh hari, dua partai besar, Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP) sudah menjajaki koalisi. Ketua Dewan Penasihat Golkar, Surya Paloh, dan Ketua Dewan Pertimbangan PDIP, Taufiq Kiemas, bergandengan di Medan, akhir Juni lalu.

Tidak mau kalah, sepekan kemudian delapan partai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?