Menyaring Pimpinan Lembaga Super

Edisi: 27/36 / Tanggal : 2007-09-02 / Halaman : 34 / Rubrik : NAS / Penulis : A.Kuswardono, Arif , Atemalem, Reh , Nurochmi, M


ADA kepercayaan lama: pemimpin itu dilahirkan. Namun, karena beberapa lembaga kini sering membuka ”lowongan” jabatan pemimpin, tentu diperlukan pula cara mencari sang pemimpin. Apalagi untuk lembaga ”super” semacam Komisi Pemberantasan Korupsi.

Proses seleksi pun dirancang seketat mungkin—dan ngebut. Coba. Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK periode 2007–2011 baru ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Mei 2007. Panitia yang diketuai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi itu baru membuka loket penerimaan lamaran pada Juni 2007. Padahal, Desember nanti, pimpinan KPK yang baru seyogianya sudah dilantik.

Hingga pekan lalu, proses seleksi masuk ke tahap ketiga. Dari 661 pelamar, Juli lalu, hanya 546 yang dinyatakan layak maju ke seleksi tahap kedua. Di tahap uji makalah ini, panitia juga meminta bantuan pembaca luar, yakni sejumlah ahli hukum dan ekonomi. Pada akhir Juli lalu diumumkan, hanya 236 orang yang bisa mengikuti seleksi psikologi atau tes tahap ketiga, awal Agustus.

Menurut Taufiq Effendi, dari 236 peserta tes psikologi kepribadian (psychological profile assessment), hanya 26 orang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?