Membangun Citra Sekolah Kejuruan

Edisi: 31/36 / Tanggal : 2007-09-30 / Halaman : 122 / Rubrik : PDK / Penulis : Yudono, Bibin, Dini


Puluhan remaja berusia belasan tahun tampak tekun bekerja di depan mesin-mesin besar. Jangan salah, mereka bukan pekerja di bawah umur, tapi murid sekolah menengah kejuruan di Solo yang tengah berpraktek. ”Kami menerapkan model pembelajaran yang kami namakan teaching factory,” kata Ant. Suroto, Kepala SMK Mikael.

Sekolah di lahan tiga hektare di kawasan Karangasem, Laweyan, Solo itu memang lebih mirip pabrik. Setiap siswa mendapat fasilitas kerja sama persis dengan seorang pekerja di perusahaan yang memproduksi mesin. Mikael menerapkan apa yang disebut PBET, production base education training. ”Lulusan SMK siap kerja 100 persen. Bisa dibuktikan dengan terserapnya semua lulusan Mikael. Bahkan, karena kekurangan, banyak perusahaan yang indent lulusan Mikael,” kata Sagono Mulyanto, juru bicara SMK Mikael.

Kesibukan serupa juga terjadi di sekolah kejuruan lain di berbagai kota. Tengok saja Ester Tanti dan I Wayan Marsaila, siswa kelas 3 SMK Negeri 3 Malang, Jawa Timur. Seusai jam sekolah, Senin pekan lalu, mereka tidak langsung pulang. Ester menuju ke Butik Dahlia, dan Wayan melangkah ke Hotel Bougenville. Mereka berdua giliran piket. Ester melayani pembeli, dan Wayan bertugas sebagai resepsionis.

Butik dan hotel itu adalah bagian dari lima unit usaha SMKN 3 Malang. Tiga unit usaha yang lain adalah Cafe Gaul, Vanda Pastry and Bakery, dan Lely Beauty Salon. Tujuan pendirian unit usaha ini,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…