Dari Makelar Sampai Obat Liar
Edisi: 33/36 / Tanggal : 2007-10-14 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, Rosyid, Imron, Hardi, Erick Priberkah
Direktur Rumah Sakit Bangkalan, Madura, dr Hamid Nawawi, hafal benar akan perangai seorang pria. Awal September lalu, sambil tersenyum simpul, dr Nawawi mendekati pria yang tengah asyik bercakap-cakap di ruang tunggu pasien itu. âCoba, mari ikut saya,â katanya ramah. Lelaki itu menurut saja.
Di ruang kerjanya, Hamid memberondong si laki-laki dengan sejumlah pertanyaan. âSiapa pasien yang kamu tengok setiap hari di sini? Apa benar mereka keluargamu?â tanya Hamid. Karena tak berhasil memberikan jawaban memadai, hari itu juga si pria diusir dari areal rumah sakit.
âSaya tahu dia makelar,â kata Hamid kemudian, dalam sebuah diskusi di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dua pekan lalu. Soalnya, dia pernah melihat sendiri bagaimana pria itu menawarkan surat keterangan tidak mampu (SKTM) untuk seorang pasien yang dirawat di rumah sakitnya. Berbekal surat keterangan palsu itu, si pasien bisa memperoleh pelayanan kesehatan cuma-cuma. Rupanya, ketika dihadapkan pada pilihan membayar operasi medis senilai Rp 10 juta atau membeli surat tanda miskin dari para makelar dengan harga Rp 2 juta, banyak pasien lebih memilih opsi kedua.
Cerita semacam ini tidak terdengar sekali dua kali. Hampir di setiap rumah sakit yang menjalankan program Askeskin, ada banyak kisah tentang makelar yang gentayangan menawarkan SKTM kepada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?