Surat Ayah Dari Johor

Edisi: 38/36 / Tanggal : 2007-11-18 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis : Setyarso, Budi , Ramidi , Rosyid, Imron


PERANGKAT treadmill itu dipajang di lorong sel. Tak jauh dari sana, berdiri sebuah meja pingpong. Selepas asar, sejumlah pria sibuk berolahraga. Yang lainnya asyik dengan laptop di tangan.

Jangan salah paham. Ini bukan suasana kafe atau pusat kebugaran di mal Ibu Kota. Inilah kegiatan belasan terpidana sejumlah kasus terorisme di tempat penahanan mereka di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Ada 13 kamar yang dihuni 15 narapidana di tahanan itu. Di antara penghuninya adalah Ali Imron dan Hutomo Pamungkas alias Mubarok (keduanya terpidana seumur hidup kasus bom Bali I), Jhoni Hendrawan alias Idris (terpidana 10 tahun kasus bom Marriott), dan delapan pelaku kekerasan di Poso, Sulawesi Tengah.

”Polisi memberi kami treadmill pada bulan puasa lalu, agar kami bisa berolahraga,” kata Ali Imron, 37 tahun, kepada Tempo, Jumat dua pekan lalu. Sesekali ia memencet-mencet Nokia Communicator N9300i untuk menjawab beberapa pesan.

Polisi memang memberikan perlakuan khusus kepada para napi. Mereka, misalnya, tak pernah diborgol ketika dibawa keluar sel. Polisi juga memenuhi berbagai keperluan narapidana, termasuk telepon genggam.

Pada akhir Ramadan lalu, sebagian narapidana teror malah diundang berbuka puasa bersama Brigadir Jenderal Surya Darma Salim, Kepala Satuan Tugas Bom Kepolisian Negara RI, dalam suasana kekeluargaan.

Munculnya Ali Imron, Mubarok, dan belasan terpidana bersama petinggi polisi itu membuat pemerintah Australia berang. Maklum, negara itu kehilangan 80-an warganya akibat bom Bali. Setelah foto-foto buka puasa bersama itu dimuat media massa internasional, Perdana Menteri John Howard berujar ketus. ”Sangat menjijikkan,” katanya.

l l l

”ANAK Anda, andai terjadi sesuatu pada menantu Ayah, Noor Din, Ayah berharap beliau diperlakukan dengan baik. Kami (berharap) bisa dipertemukan dengannya atau beliau dikembalikan kepada anak-istri dan keluarganya di Malaysia.”…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?