Ali Imron: Saya Bekerja Sama Dengan Polisi

Edisi: 38/36 / Tanggal : 2007-11-18 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Setyarso, Budi , ,


DULU di layar kaca, Ali Imron, 37 tahun, pernah dengan mahir memamerkan caranya merakit bom. Kabel-kabel dililit, bahan peledak disusun dalam sebuah rak plastik. Ia menyebut apa yang dilakukannya dengan bom Bali—membunuh 202 orang pada 12 Oktober 2002—sebagai ”karya anak bangsa”.

Tapi Ale, begitu Ali Imron biasa disapa, kini berubah. Ia bukan lagi anggota gerakan Islam garis keras yang siap membunuh orang kafir. Dihukum seumur hidup—lebih ringan dibanding dua kakaknya, Amrozi dan Mukhlas, serta Imam Samudra, yang divonis mati—ia kini banyak membantu polisi.

Dua kali ia pernah membikin heboh. Pertama, ketika ia dipergoki sedang nongkrong bersama Inspektur Jenderal Gorries Mere, saat itu Kepala Satuan Tugas Bom Kepolisian Negara RI, di kafe Starbucks, Jakarta, 1 September 2004.

Kedua, ketika ia dan sejumlah terpidana kasus teroris lainnya berbuka puasa di rumah Brigadir Jenderal Surya Darma, Kepala Satuan Tugas Bom saat ini, dua hari sebelum Lebaran lalu. Banyak yang curiga, Ali Imron mendapat banyak keistimewaan dari polisi. Langkah polisi ”meminjam” Ale selama berbulan-bulan juga disorot.

Kepada wartawan Tempo Budi Setyarso, di ruang tamu tahanan Markas Besar Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jumat dua pekan lalu, Ale menjelaskan panjang-lebar soal hubungannya dengan polisi.

Sore itu, ia berkaus putih ketat dengan sarung melilit hingga betis. Sandal jepit birunya tampak baru. ”Saya kurang olahraga,” kata alumni perang Afganistan 1993 itu sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.

Mengapa Anda bersedia membantu polisi?

Setelah bom Bali dan Amrozi ditangkap, saya melakukan koreksi: ”Benarkah jihad yang kami lakukan itu sudah sesuai dengan syar’i?” Sejak diturunkannya syariat jihad, saya yakin pasti pernah ada kesalahan. Saya menganggap ditangkapnya Amrozi itu salah satunya. Karena itu, saya cari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?