Berebut Pengganti Rapier
Edisi: 42/36 / Tanggal : 2007-12-16 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Setyarso, Budi , Dhyatmika, Wahyu ,
UJIAN 12 jam itu berakhir dengan tepuk tangan. Setelah menjawab pertanyaan 32 anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu pekan lalu, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Djoko Santoso akhirnya diterima sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia. Ia diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Marsekal Djoko Suyanto, yang pensiun pada 5 Desember lalu.
Meski lolos uji, Jenderal Djoko Santoso masih menyisakan satu pekerjaan rumah: pembelian sistem senjata pertahanan udara oleh Angkatan Darat yang heboh belakangan ini. âKami meminta klarifikasi kepada calon Panglima TNI, apakah sistem senjata yang dibeli itu betul-betul baru?â kata Djoko Susilo, anggota parlemen dari Partai Amanat Nasional.
Pengecekan ini penting karena salah-salah berakibat gawat. Parlemen bisa menolak pembayaran kredit ekspor meriam ini jika ternyata teknologi persenjataan yang berasal dari Cina tadi kedaluwarsa. âBagi kami, pesannya jelas, agar TNI selalu hati-hati dalam memanfaatkan kredit ekspor,â kata Djoko Susilo. Dewan juga memberikan enam catatan kepada panglima yang baru ini. Salah satunya, proses pengadaan barang harus dilakukan dengan prinsip yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Senjata dari Cina kedaluwarsa? Markas Besar Angkatan Darat akhir tahun lalu memutuskan pembelian pengganti Rapier, peluru kendali darat ke udara buatan Inggris, yang sudah uzur. Proyek US$…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?